Nugroho's blog.: Soliloquy
Showing posts with label Soliloquy. Show all posts
Showing posts with label Soliloquy. Show all posts

Monday, July 7, 2014

Mungkin (semoga tidak)

"Syukurlah, habis ini akan tenang kembali"

"Tenang gimana?"

"Ya tenang, gak ada lagi jago-jagoan, gak ada lagi musuhan di mana-mana. Sampai unfriend-unfriend-an di facebook, heheh..."

"Yeah, memang hiruk pikuk saat ini sangat kelewatan. Segi positifnya, sekarang banyak yang aktif ambil bagian ketimbang yang dulu-dulu, prosentase keikutsertaannya meroket, menakjubkan"



"Iya, ditunjang dengan berbagai fasilitas, terutama jejaring sosial, kini banyak yang muda-muda turut ambil bagian"

"Dan dengan banyak fasilitas seperti itu, potensi kecurangan, ups, bukan potensi lagi, kenyataanya, kecurangan juga meningkat berlipat-lipat, fitnah, berita-berita hoax, survei palsu. Itu masih sebatas media elektronik. Belum yang secara fisik, amplop, uang, surat, mungkin juga (hanya kemungkinan) intimidasi"

"eh..."

"kenapa?"

"iya sih, setidaknya habis ini sudah tenang lagi, sudah berakhir. Timelineku bersih lagi"

"yee, jangan girang dulu. Bagaimana jika ada yang tak terima?"

"um..."

"saya justru ngeri membayangkan dalam beberapa hari ke depan konflik horisontal akan lebih parah"

"oh..., "

"lha iya to. Sekarang, belum tahu siapa yang menang atau kalah, sudah segini panasnya, bagaimana nanti jika sudah ditentukan? Yang menang gak mungkin diam, setidaknya pasti ada gesture 'apa kubilang, menang kan?' yang kalah juga gak akan diam."

"..."

"pernah lihat berita tentang pilkada? Bagaimana dengan yang kalah, di beberapa tempat ada yang mengerahkan massa tuk protes lho, kadang malah dengan cara-cara sedikit anarkis"

"iya sih, tapi apa iya sampai segitunya?"

"lah, ini levelnya malah di atas itu lho, pendukung berskala jutaan, bayangkan..."

"hm, saya mikir dulu" 

.....

Saturday, July 5, 2014

Efisien (tidak)

"Mas, yang ini harus pake nota dulu" Kata mbak satpam cantik saat saya sedang ngantri di kasir tuk bayar evamat mini-nya Alfa tuk bikin "tower" (evamat yang di rumah biasanya tuk "garasi" karena besar).

"Ohya? Lha tadi di sana gak ada petugasnya, saya kira langsung ke kasir"

"Petugasnya merangkap di bagian elektronik mas, mari saya antar..."

(dengan senang hati :) )


Memang ternyata mbak-cantiknya ada di bagian elektronik. 

Sambil nunggu si mbak cantik nulis nota, celingak-celinguk lihat barang bagus tuk sasaran, ada kapak besar yang beberapa bulan lalu kucari-cari tapi sekarang gak ingin lagi, ada gergaji/gerinda circle yang mungkin saja berguna tuk menjebol tembok depan tuk bikin jendela ekstra, lengkap dengan berbagai macam mata pisaunya, model belian, batu asah, juga...

"Mas bayarnya di sini..."

Eh?

"Iya, bayar di sini"

Ok, baru tahu ada model seperti ini, tapi bagus juga, lebih efisien, langsung bayar, ambil barang, tak perlu ke kasir untuk...

"Nah nota ini di bawa tuk ambil barang di kasir ya mas, :) "

Apa???

(Ngantri lagi di kasir)

Serahkan nota

(Jadi kasir isinya cuma kumpulan nota?)

Dan dikasih uang kembalian...

(Eh, tadi waktu bayar di bagian mainan anak sampe lupa kalo dapat kembalian, hm...)

Baru tahu sistem seperti ini, sangat modular (kalo diibaratkan kernel linux :) ), dan kasir menjadi tempat berkumpulnya nota dan berisi uang-uang kecil untuk kembalian. 

Dari sisi manajemen, entahlah...

Dari sisi keamanan, uang tidak terpusat di kasir, kemungkinan "ketlisut" jadi besar

Dari sisi konsumen, no comment... (ups, no longer comment maksudnya, sudah terlalu banyak komentar sebelumnya :) )


Retreat to Blog

Socmed semakin panas,

Dua kubu makin aktif nge-junk (setidaknya bagi saya), 

...tanpa sadar lambat laun menjadi semakin pasif di socmed dan lebih sering menyendiri bertapa di blog, menekuni kembali trik-trik lama di LaTeX, posting hal-hal baru tentangnya, usil ngelantur tentang berbagai hal.

Paradox: karena hasil tulisan di blog muncul di timeline socmed, maka seakan-akan jadi semakin aktif posting, :)



Saya tidak yakin bahwa hiruk pikuk ini segera berlalu, bahkan sudah pikir-pikir tuk cari cara gimana misal hal ini jadi makin parah nanti, jika yang kalah jadi malah ngamuk-ngamuk, memicu konflik horizontal berkepanjangan, tentu saja socmed pun juga mungkin jadi makin amburadul timeline-nya.

Tak terpikir untuk meng-unfriend beberapa teman yang suka nulis posting negatif, bagaimanapun itu adalah informasi berharga (bisa di capture tuk bukti, :) ). 

Tak terpikir juga tuk membela atau menyerang, in Avatar world I strongly resemble Bhumi, neither positive nor negative, zero state, :)


Saturday, June 28, 2014

Konten Porno yang Lolos dari Blokir


...adalah berita, ya berita baik TV, web, atau cetak.

Bagaimana kita bisa mencegah akses ke konten vulgar jika konten-konten tersebut mudah sekali diakses.

Selain formalitas "klik jika anda 18+" yang tak berhasil mencegah anak di bawah umur mengakses konten eksplisit tentang seks, ada yang salah dengan manajemen konten.

Jika konten tentang hubungan seks yang baik diberi peringatan "18+", kenapa berita tentang pemerkosaan dan tentang pelacuran (gaya hidup, penangkapan, curhat) tak diberi label  sama sekali?

Padahal justru konten-konten tersebut terkadang sangat detil menjelaskan proses perkosaan, perselingkuhan, gaya hidup penjaja seks termasuk cara-cara membooking mereka.

(Sekarang di web sedang ramai berita tentang seorang tante yang memperkosa 6 remaja, lengkap dengan detil cara tante tersebut melakukannya.  Tak ada label "18+" di konten ini, bebas dibaca siapa saja.

Sebelumnya ada konten berisi seorang mantan istri artis "diduga tidur dengan bule", tanpa label "18+". Lanjutannya adalah ternyata bule tersebut terpergok berciuman dengan wanita lain, lengkap dengan foto ciuman bibir [walaupun disensor], juga tidak ada label "18+" di konten ini.

Tidak lama sebelum ini juga ada berita tentang publik figur wakil rakyat yang terang-terangan selingkuh dengan publik figur wakil rakyat lainnya, masing-masing sudah menikah, dengan beberapa foto ciuman yang tersebar luas. Dan anehnya, pasasangan selingkuh tersebut justru diundang ke beberapa stasiun TV untuk jadi bintang tamu TalkShow. Meski tak ada konten porno secara eksplisit. Namun pesan moralnya menurut saya sangat mengkhawatirkan: "berarti perbuatan seperti itu tidak apa-apa, malah bikin terkenal"


Mundur beberapa waktu, publik figur tertangkap pesta narkoba. Waktu kejadian dini hari dan ada artis yang juga wakil rakyat sedang "berada" di situ. Publik figur tersebut sekarang bebas, tak ada sanksi, job tetap berlimpah dan kasus sepertinya terlupakan. Tak ada yang mempermasalahkan apa yang dilakukan wanita jam tiga pagi di rumah dia. 

Agak lebih lama, seorang publik figur terekspos habis-habisan di berbagai media karena dua video rekaman pribadi adegan seks-nya dengan istri orang dan dengan pacarnya tersebar. Saya kira karirnya akan habis, tetapi ternyata justru karirnya aman-aman saja, justru sudah beberapa kali ganti pacar setelah kejadian itu.

Belum lama ini banyak konten yang mengupas detil tentang remaja abg yang dikenal sebagai cabe-cabean [sebelumnya bernama kimcil], lengkap dengan ciri dan cara mendekati serta menggunakan servis mereka, tempat-tempat mereka ditemukan dan tempat-tempat hotel yang meskipun di berita konteksnya adalah "razia" tetapi mengindikasikan bahwa tempat itu digunakan untuk membawa mereka

Juga beberapa saat sebelum acara penutupan lokalisasi, ada konten-konten tentang kehidupan penghuni lokalisasi, lengkap dengan segala detilnya.
)


Memang, sekilas konten-konten tersebut adalah berita kejahatan, berita tentang tindak asusila, berita tentang perselingkuhan. Namun di sisi lain, konten tersebut juga merupakan sumber informasi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan apapun tergantung si pengakses konten.

Menurut saya justru ini dapat saja menjadi "acuan" atau dalam hal kejahatan yang tertangkap dapat menjadi "pelajaran" untuk memperbaiki "teknik" agar lolos dari jerat hukum.

Akan lebih baik jika berita-berita kriminal di TV ditayangkan tengah malam. Akan lebih susah melakukan sortir atau blokir di web, tapi setidaknya konten-konten eksplisit vulgar seperti ini seharusnya diberi label "18+", setara dengan konten tentang kosultasi seks (lihat, betapa tidak berbahayanya konten yang disebut belakangan :) )

Friday, June 27, 2014

Tak Boleh Salahkan Setan Mulai Besok!

 ...karena setan dibelenggu saat bulan puasa, :)


Thursday, June 26, 2014

Enaknya Macet di Hujan Deras

Yeah, enaknya macet di hujan deras  adalah karena saya naik mobil, tuh, selesai makan di Mc D(ayat) sopir sudah menunggu, tau aja kalo sudah selesai makan, :)

...dan asyiknya lagi, kalo pake sopir tidak usah melatih kesabaran , tak usah membunyikan klakson berulang-ulang, tak usah berkreasi membuat umpatan-umpatan baru tuk para penyerobot, ...., yeah, tak usah melakukan itu semua, itu tugas sopir, hehehe...

Kenyamanan lain adalah bisa buka facebook atau twitter tanpa kehujanan (tentu saja), sambil duduk bersandar di kursi, sambil sesekali melihat keadaan di luar jendela beserta hiruk pikuknya, :)

Sayangnya, sopir yang ini gak bisa mengantar sampai rumah, jadi harus ganti sopir di sekitar Dieng Plaza, untung saja bawa payung tuk menunggu sopir angkot satunya, jalur MM, 

....

Macet di Hujan Deras


Sungguh tidak enak bawa motor dalam situasi seperti ini, pikirku, sambil menghabiskan makan siangku di tempat makan langganan yang sudah tersohor tak hanya se-Malang, tapi hampir seluruh Indonesia, karena yang beli kebanyakan Mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah. Nama warungnya adalah warung Mak Dayat, yang akhirnya populer dengan plesetan Mc D.


Hujan sangat deras, memang lagi musim sih, walaupun sekarang musim hujan justru di bulan juni. Banyak air hujan yang memilih lewat jalan raya daripada lewat selokan yang dangkal dan sempit serta penuh sampah itu.

Keadaan bertambah seru seiring dengan menumpuknya antrian kendaraan di lampu merah depan Mc D(ayat). Dengan air yang terus tercurah dari langit dan genangan di aspal yang makin tinggi  tak tertahankan, beberapa pengendara motor mulai melakukan tindakan kreatif, menyerobot lajur kanan agar nanti kalo lampu berubah hijau mereka bisa lebih dulu tancap gas. Eits, tunggu dulu, di kanan dia ternyata ada yang lebih kreatif lagi, dia sudah menjajarkan motornya di "kanan" penyerobot tadi, dan di kanan dia ada lagi, ....


Nah, asyiknya penerobos ini, dia memiliki hak mutlak atas jalan yang dia lewati. Lihat saja, ada mobil dari arah depan yang berjalan karena lampu hijau mengklakson untuk minta jalan, yang memang hak-nya, eh si pemotor penyerobot tak bergeming, tenang saja toh biasanya juga gini, gak ada yang nilang.

Kalo gini bisa macet kan?

Untung masih ada separuh lajur kanan yang kosong, meski kosongnya karena genangan air terlalu tinggi sehingga pemotor masih pikir-pukir tuk menyerobot lajur kanan dan nyilem di situ. 

Jadilah, tak punya pilihan, kendaraan di belakang mengklakson dengan tak sabar, mobil lewat genangan lajur kanan, sisa-sisa hak dia atas penggunaan lajur yang dirampas si penyerobot yang pura-pura tuli dengan hiruk pikuk klakson dan kemacetan di depan akibat ulah dia.

Si mobil berjalan di genangan, panik karena klakson dari belakang dan juga panik kalo ada penerobos dari depan yang lebih nekat tuk menguasai seluruh lajur, dia tancap gas...

...dan genangan pun terciprat ke para penyerobot lajur kanan

...dan keluarlah umpatan-umpatan dari berbagai bahasa (beberapa yang kurang kreatif mengumpat dengan gaya lama, mengabsen daftar isi kebun binatang)

...mereka mengumpat karena merasa hak mereka dirampas, berani sekali si mobil jalan sampai keluar jalur dan melewati genangan sehingga terciprat ke mereka

...

Sungguh tidak enak bawa motor dalam keaadaan seperti ini

Wednesday, June 25, 2014

Tajam atau Tumpul

Banyak yang bicara lantang bahwa kemacetan, karena tak bisa dihindari, dapat dianggap sebagai alat untuk menajamkan mental kita, mengasah kesabaran kita.

Namun ada juga yang mengatakan kemacetan justru menumpulkan kemanusiaan kita;  menerobos lampu merah, memotong jalan, menyerobot lajur kanan, mengklakson sesuka hati, belajar kata-kata umpatan baru, tanpa peduli dengan pengendar sekitar, tanpa memberi kesempatan pejalan kaki yang akan menyeberang.

Saya sendiri lebih memilih berdamai dengan kemacetan dengan cara memilih jalur lain, lebih jauh memang, tetapi bisa meninjak pedal gas dengan leluasa, tidak diserobot, dan tak ada klakson bunyi tiap sepersekian detik, damai dan tekanan darah tetap normal, :)




Tuesday, June 24, 2014

Pornografi Resmi

Tanpa sadar kita sering melihat konten porno di laman-laman web berita online.

Tanpa sadar atau mungkin sadar tetapi tidak begitu 'ngefek' karena saking seringnya.

Masalahnya, laman-laman tersebut meski telah memberi peringatan semacam 'klik hanya jika usia anda 18+', namun hal tersebut menjadi semacam formalitas saja, komputer tidak akan tahu usia pengguna.

Lebih parah lagi di bagian 'lifestyle' atau 'selebritis', gambar-gambar pemakai baju minimalis dan atau adegan-adegan ciuman diumbar bebas untuk dilihat semua kalangan (blog ini ditulis dengan membuka tab baru di browser yang sedang mengakses laman itu, :) )

Sunday, June 22, 2014

Supporter

Jika mendengar suporter yang bilang semacam "ayo Argentina kalahkan iran 3-1 saja" saya selalu tergelitik untuk menganalisa kalimat-kalimat semacam itu.

"Ayo..., kalahkan..." -> cukup logis

"...3-1 saja..."  -> nah ini dia, apa maksudnya? Membuat tiga gol itu sungguh sangat sulit sekali, tetapi masih wajar. Yang agak mengganjal adalah kata "3-1" bisa diartikan "masukkan/buat tiga gol dan biarkan lawan memasukkan 1 gol" :)


Monday, June 16, 2014

The Perfect Race

What a race. Rossi is back.

What a respect, Marquez let Pedrosa get through him after he out of track at first corner and had to cut the track; bypassing corner

And heartbreaking final lap, :)

Wednesday, June 11, 2014

The Impressions

So, after tinkering with Lenovo A3000 for 5 day...

The IPS screen is acceptable

The quadcore processor is doing what it supposed to do, fast enough

Getting used with android onscreen keyboard ( it's my 1st android device, i used iPhone and iPad), no AZERTY layout tough

 

The Playstore is fairly equal to AppStore. Keep in mind on android open source and open community nature, there's many apps that similar each other, and in some case, apps that has no purpose or simply didn't work.

The treasure (for me) is AIDE, an IDE app to create android app from inside android itself; something that's forbidden in iOS, :)

No home button is definitely problem for me, as it's replacement for my 2 years son's broken iPad. The challenge is how to teach him to use power button to waking up the device. The other solution is set the timeout display to 30 minutes and risk on fast drained battery.

Still give it a chance and time, .....

(My iPad is practically dead brick now, couldn't be charged, got the message like "couldn't charge with this accesories" or "this acessories not support charging" even with new original cable ; it's likely the connector is short circuited and blown away)

(edit: "Charging is not supported with this accessory")


Tuesday, June 10, 2014

Empat Saksi

Akhir-akhir ini ada beberapa kasus gugatan yang ditolak oleh pengadilan

Suami yang digugat istri dengan bukti foto pesta seks dari hap sang suami

Istri yang digugat suami dengan bukti rekaman CCTV di sebuah gedung

...dan gugatan tersebut ditolak

...alasannya tidak ada saksi kejadian tersebut

...agar gugatan diterima maka harus ada dua saksi laki-laki atau empat saksi perempuan yang menyaksikan kejadian (lihat betapa laki-laki dibedakan haknya dengan perempuan)


... dan itu sungguh aneh. Dan saya yakin akan ada lebih banyak perselingkuhan setelah berita ini karena mereka tahu bahwa jika mereka melakukan diam-diam (tentu saja) maka tak akan ada yang bilang bahwa mereka selingkuh, secara hukum, ckckck.

Keanehan berikutnya, bagaimana jika memang benar-benar ada saksi? Jika mereka murni saksi, bukan pelapor, bukankah mereka sama saja dengan menyetujui tindakan si tergugat? Dalam keadaan seperti itu, apakah mereka bersedia bersaksi? Sepertinya tidak.

Jika mereka bersedia bersaksi akan sangat membingungkan, bayangkan pertanyaan jaksa "jadi anda melihat kejadian itu? tidak melarang?" dan pertanyaan berikutnya "apa buktinya jika anda telah melihat kejadian itu?" foto? nah, tadi sudah ditolak kan? repot lagi deh... dan kesaksian tidak sah, :)

Dengan logika, sebenarnya klausul "dua saksi laki-laki atau empat perempuan" yang menyaksikan kejadian itu dapat saja sudah sangat memenuhi syarat. Dengan melihat foto atau video kejadian yang telah terbukti bukan rekayasa sebenarnya dapat disimpulkan bahwa perselingkuhan benar-benar terjadi, bagaimana seseorang bisa tidak melihat hal itu? bahkan membantah bahwa itu tak terjadi, atau kurang saksi, jika video/foto itu disaksikan seratus orang, bukankah mereka juga merupakan saksi

...dan yang lebih aneh lagi, si penggugat kadang malah ganti digugat secara pidana karena "mencemarkan nama baik", dan gugatan dapat diproses, waduh  












Thursday, June 5, 2014

Kebebasan

Beberapa hari lalu gencar berita tentang penyerangan dan perusakan rumah pendeta oleh sekelompok orang; beberapa malah tetangga sendiri. Pihak penyerang merasa benar menghancurkan rumah pendeta karena itu adalah "rumah tinggal" dan bukannya "tempat peribadatan".

Beberapa mungkin membenarkan argumen kelompok penyerang.

Beberapa mungkin memahami alur pikiran kelompok penyerang namun menyayangkan tindakan main hakim sendiri kelompok tersebut.

Ada juga yang menyayangkan tindakan kelompok penyerang rumah pendeta itu, apapun alasannya.

Saya sebagai orang Malang yang beberapa tahun tinggal di Jogja sedikit banyak mengerti dengan situasi yang berbeda antara budaya "sini" dan "sana".


Ketika bulan pertama di jogja, tepat pada bulan puasa, saya merasa ada yang aneh.

Tubuh saya telah siap menerima "sesuatu" selama sebulan, namun ternyata di Jogja "sesuatu" itu tidak ada, dan jadilah saya seperti merasa sangat-sangat-sangat jauh dari rumah, meskipun memang iya,...

Lama saya mencari apa yang menyebabkan "sesuatu" tidak muncul, akhirnya ketemu juga jawabannya.

"Sesuatu" itu adalah suara-suara yang biasa saya dengar saat bulan puasa di Malang (mungkin Jawa Timur secara umum).
Seruan jam 3 pagi lewat speaker di musholla untuk bangun makan sahur.
Seruan waktu sahur telah habis.
Suara adzan lengkap tiap musholla, yang di bulan lain hanya saat maghrib dan isya
Dan saat speaker tidak digunakan untuk menyerukan hal-hal tersebut maka suaranya berganti dengan suara mengaji mp3 di speaker semua musholla dari jam 3 pagi sampai jam 12 malam.

Terlepas dari suka atau tidak, karena tidak terelakkan lagi, tubuh saya secara fisik dan mental telah siap dengan itu.

Namun saat di Jogja, semua itu tidak ada, hanya suara adzan normal, tidak ada nyanyian pujian setelah adzan, tak ada suara mengaji yang keras di speaker sampai tengah malam setelah tarwih.

Bahkan setelah bulan puasa pun, tidak ada suara mp3 mengaji di speaker setengah jam sebelum adzan subuh, tidak ada nyanyian pujian setelah adzan.

Tidak ada suara speaker tahlilan rutin seminggu beberapa kali yang diselenggarakan dari rumah ke rumah, sore dan malam.

Dan saya merasa sangat nyaman, :)

.....
nah, kembali ke peristiwa penyerangan rumah pendeta di Ngaglik Sleman Jogja.
Saya membayangkan, jika mereka, para penyerang itu pindah ke Jawa Timur,

apakah mereka akan menyerang tiap rumah yang digunakan untuk tahlilan? (seminggu beberapa kali, tahlil RT, tahlil RW, tahlil bapak-bapak, tahlil ibu-ibu, sore atau malam, pake speaker/salon bawah)

Menyerang rumah ustadz (rumah tinggal) yang digunakan sebagai tempat mengaji anak-anak dan ibu-ibu dari sore hingga malam setiap hari? (suara anak belajar ngaji biasanya disiarkan melalui speaker)

di sini, hampir semua "rumah tinggal" dapat berfungsi sebagai "tempat peribadatan", bahkan sampai luber ke jalan depan rumah, tutup jalan, dan suara speakernya terdengar jelas hingga setengah kilometer.

...bagaimana jika mereka tinggal di lingkungan seperti ini?

Friday, May 2, 2014

Logis atau Berpengalaman?

Mayday. Kemarin saya melihat berita-berita di TV. Tidak keluar rumah walau libur karena ancaman macet karena demo.

Ternyata di sini tidak terlalu parah.

Hal lain yang saya perhatikan di berita adalah jika yang demo adalah teman-teman buruh maka tuntutan utamanya adalah hal-hal semacam jaminan kesehatan, hak ibu menyusui, semacam itu.

Namun jika yang demo adalah teman-teman dari mahasiswa, maka tuntutan utamanya adalah kenaikan upah buruh, :).

Kenapa bisa berbeda?

Lebih mendalam lagi, kenapa teman-teman buruh tidak menempatkan kenaikan upah sebagai tuntutan utama?


Ini hanya pemikiran saya, belum tentu sesuai dengan kenyataan. Di sini sepertinya, menurut teman-teman mahasiswa, gaji yang tinggi merupakan hal utama dan sepertinya sangat logis. Mungkin ini adalah bias dari keadaan nyata teman-teman mahasiswa, saat ini prioritas utama bukanlah hal-hal semacam jaminan kesehatan.

Di lain pihak, meskipun sepertinya logis (menurut mahasiswa), kenapa teman-teman buruh tidak menempatkan kenaikan upah sebagai prioritas utama? Secara mengejutkan, ternyata jawaban dari pertanyaan ini bisa angat logis serta mengandung banyak variabel.

Jika mereka menuntut kenaikan upah dan memaksa perusahaan melakukan itu, maka ada beberapa hal yang akan dilakukan perusahaan:
  • Jika meyetujui, maka mereka akan menyetujui kenaikan upah sampai margin keuntungan minimal mencapai batas, jika melebihi itu maka perusahaan merugi dan tidak dapat membayar upah. Pekerja jelas tidak menginginkan itu.
  • Ada perusahaan yang menyetujui kenaikan upah, namun karena tidak memiliki pos untuk menutup itu, maka diambil dari biaya kesehatan. Berdasarkan pengalaman, membayar sendiri biaya pengobatan lebih berat daripada dibiayai oleh perusahaan. Maka pekerja lebih memilih jaminan kesehatan.
  • Ada perusahaan yang menyetujui kenaikan upah namun dengan melakukan pemberhentian sebagian karyawan untuk menutupi pos tersebut. Pekerja yang setiakawan tidak menginginkan ini.
  • Ada yang selangkah lebih maju dengan meminta kenaikan UMR atau UMP sehingga semua perusahaan di daerah tersebut harus menaikkan upahnya agar seragam. Hal yang berbahaya di sini adalah beberapa perusahaan (yang setelah melakukan perhitungan mengambil kesimpulan bahwa daerah tersebut tidak lagi menguntungkan sebagai tempat usaha) memilih untuk memindahkan usahanya ke tempat lain yang lebih menguntungkan sehingga karyawan otomatis berhenti atau harus ikut ke tempat baru (yang mungkin sangat jauh). Tentu saja ini tidak diinginkan oleh pekerja.
Dengan argumen seperti itu, maka bagi saya cukup masuk akal jika para teman buruh lebih menuntut ke arah jaminan kesehatan atau hal-hal lain yang penting bagi mereka (di luar upah) dan dari sudut pandang pengusaha tidak terlalu berat untuk dilakukan.

(hanya gumamam)

Thursday, November 21, 2013

Sumur tanpa Bayangan, Miring, Nol, dan Radioaktif


"Jadi cara menentukan keliling bumi dan sumur adalah dengan cara membandingkan bayangan yang jatuh di sumur kita di siang hari tepat jam duabelas dan sumur lain yang tidak punya bayangan di tempat lain.

"Jika kita tahu jarak kita ke tempat sumur tanpa bayangan tesebut maka kita bisa membuat perbandingan.





"Misal sudut bayangan yang jatuh di sumur kita adalah theta, maka perbandingannya adalah theta dengan 360 dan jarak ke tempat sumur tanpa bayangan dengan keliling bumi.

"Karena kita tahu nilai theta dan jarak ke sumur tanpa bayangan, maka keliling bumi dapat dihitung.

θ/360=jarakKeSumurTanpaBayangan/KelilingBumi

"Sehingga KelilingBumi=jarakKeSumurTanpaBayangan x 360/θ"

"Nol itu nilai apa pak?"

"Nol mana?"

"Di atas 360 itu"

"Oh itu bukan nol tapi theta"

"theta itu apa pak?"

"Theta itu sudut kemiringan sumur, baik saya ganti simbolnya menjadi alpha saja"

"Alpha itu zat radiokatif ya pak?"

"..." (hapus simbol alpha dan diganti dengan tulisan 'sudut')

(suasana di pelatihan guru pembimbing olympiade sains)


Thursday, November 14, 2013

Jerawat Programmer


"Eh, itu fotomu pas masih kuliah ya"

"iya"

"wah, jerawatmu kok banyak"

"begitulah"

"Kayaknya kamu banyak pikiran ya"

"err..., mungkin..., sepertinya iya"

"Jangan terlalu banyak mikir, ntar jerawatnya tambah banyak"

"..."

"Emang mikirin apa?"

"mikir kenapa kok aku punya banyak jerawat"

....

Saturday, November 9, 2013

Selalu Minta Struk di SPBU

Yeah, selalu minta struk di SPBU yang ada fasilitas print-out struknya. Karena ada beberapa SBPU, meskipun kita tidak minta struk, mereka tetap menge-print tuk di"simpan", apalagi jika kita beli bensin dalam jumlah banyak. Ada beberapa konsumen SPBU yang meminta struk bernilai besar padahal beli bensin cuma sedikit; buat laporan ke kantor untuk uang pengganti bensin.

Mari kita cegah korupsi semacam ini bersama-sama.

Friday, November 8, 2013

Beware of Apple ID Theft

I got this email
The Frequently Asked Question link is right, it point to official apple website. But when I clicked "Verify Now" all I got is this
...
(look at the pic below, notice the red oval). 


I stripped the address and just left the "http://vadhuvarmumbai.com" and I got this


:)

Thursday, October 24, 2013

My new OS X Maverick

Just install it on my mid 2009 Macbook Pro 13 inch and well..., nothing change at the first look. It just like the old Mountain Lion appearance.

Wait, oh yeah, there is iBooks in the Dock and wow..., iOS Maps is there as well.

More importantly, the Safari is quite stable now, at least I didn't use Chrome for 3 hours now, :). Of course it's good signal of Safari direction,  I used to use Chrome in Mountain Lion and now glad I can switch back.
323f (5) amp (1) android (12) apple (7) arduino (18) art (1) assembler (21) astina (4) ATTiny (23) blackberry (4) camera (3) canon (2) cerita (2) computer (106) crazyness (11) debian (1) delphi (39) diary (286) flash (8) fortran (6) freebsd (6) google apps script (8) guitar (2) HTML5 (10) IFTTT (7) Instagram (7) internet (12) iOS (5) iPad (6) iPhone (5) java (1) javascript (1) keynote (2) LaTeX (6) lazarus (1) linux (29) lion (15) mac (28) macbook air (8) macbook pro (3) macOS (1) Math (3) mathematica (1) maverick (6) mazda (4) microcontroler (35) mountain lion (2) music (37) netbook (1) nugnux (6) os x (36) php (1) Physicist (29) Picture (3) programming (189) Python (109) S2 (13) software (7) Soliloquy (125) Ubuntu (5) unix (4) Video (8) wayang (3) yosemite (3)