Banyak yang bicara lantang bahwa kemacetan, karena tak bisa dihindari, dapat dianggap sebagai alat untuk menajamkan mental kita, mengasah kesabaran kita.
Namun ada juga yang mengatakan kemacetan justru menumpulkan kemanusiaan kita; menerobos lampu merah, memotong jalan, menyerobot lajur kanan, mengklakson sesuka hati, belajar kata-kata umpatan baru, tanpa peduli dengan pengendar sekitar, tanpa memberi kesempatan pejalan kaki yang akan menyeberang.
Saya sendiri lebih memilih berdamai dengan kemacetan dengan cara memilih jalur lain, lebih jauh memang, tetapi bisa meninjak pedal gas dengan leluasa, tidak diserobot, dan tak ada klakson bunyi tiap sepersekian detik, damai dan tekanan darah tetap normal, :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
My sky is high, blue, bright and silent.
Nugroho's (almost like junk) blog
By: Nugroho Adi Pramono
323f
(5)
amp
(1)
android
(12)
apple
(7)
arduino
(18)
art
(1)
assembler
(21)
astina
(4)
ATTiny
(23)
blackberry
(4)
camera
(3)
canon
(2)
cerita
(2)
computer
(106)
crazyness
(11)
debian
(1)
delphi
(39)
diary
(286)
flash
(8)
fortran
(6)
freebsd
(6)
google apps script
(8)
guitar
(2)
HTML5
(10)
IFTTT
(7)
Instagram
(7)
internet
(12)
iOS
(5)
iPad
(6)
iPhone
(5)
java
(1)
javascript
(1)
keynote
(2)
LaTeX
(6)
lazarus
(1)
linux
(29)
lion
(15)
mac
(28)
macbook air
(8)
macbook pro
(3)
macOS
(1)
Math
(3)
mathematica
(1)
maverick
(6)
mazda
(4)
microcontroler
(35)
mountain lion
(2)
music
(37)
netbook
(1)
nugnux
(6)
os x
(36)
php
(1)
Physicist
(29)
Picture
(3)
programming
(189)
Python
(109)
S2
(13)
software
(7)
Soliloquy
(125)
Ubuntu
(5)
unix
(4)
Video
(8)
wayang
(3)
yosemite
(3)
No comments:
Post a Comment