Nugroho's blog.: Langit

Wednesday, March 30, 2016

Langit



  (Terinspirasi karena teringat cerita P Rosyid bertahun-tahun yang lalu )

  Megatruh: Kin, mbok ya kamu itu sedikit rajin gitu apa. 

  Kinanthi: Rajin tidur dari pagi ke pagi lagi kayak kamu gitu maksudnya. Halah Meg, kalo nasehati orang ya ngaca dulu gitu

M:  Ngaca gimana. Aku kan memang kerja malam Kin, kuliah juga kebanyakan siang. Lha kamu tuh malah gak jelas, kuliah pagi gak masuk, tadi si Naya bilang pas kuliah siang sama aku, yang harusnya sama kamu juga. 

K: Maksudku kamu itu lho, mbok ya ngaca dulu, bercermin..., kayaknya habis mandi sore tadi kamu lupa gak sisiran kan?

M: Oh, ... 

K: Tuh kan, kamu sendiri terlalu serius. Hidup itu dinikmati Meg. Sekali-sekali ikut ngeband sama aku. Jadi kru tukang bawa-bawa gitar sama cymbal gitu, nanti kan bisa masuk gratis ke kafe.

M: Gak mau. Fokus kuliah

K: Gayamu, fokus tapi punya sampingan.

M: Ngelesi kan juga gak jauh-jauh dari pulpen dan kertas Kin. Mengasah otak biar tetap tajam. 

K: Yeah-yeah, ... 

M: Lha kamu, sudah ndak kuliah di bidang seni, tapi nge-band sana-sini. Mau kerja apa kamu nanti.

K: Loh, jelas kan, aku kerja di bidang seni.

M: Tapi kuliah kita kan nggak ada seni-seninya

K: Fisika itu seni Meg

M: ...

K: Banyak seni di fisika. Seni menurunkan rumus, yang kalo ditulis di folio polos dan dijajar akan seperti batik yang bagus

M: Nah, mulai deh

K: Eit, masih belum. Banyak seni lain yang lebih seru.

M: (Pasti ngaco)

K: Seperti copy paste laporan atau makalah dengan sedikit modifikasi sana-sini. Nitip tanda tangan absen di kelas. Mencontek tanpa ketahuan.

M: Tuh kan

K: Hehehe

M: Kayak gitu mau kerja apa nanti

K: Lha kan sudah kubilang, aku mau ngeband

M: Cuma itu?

K: Emang kenapa? Apa salahnya dengan ngeband?

M: Kin, Kin, mbokya gantungkan cita-cita itu setinggi langit. Bikin LBB gitu, karuan nanti bisa jadi franchise menyebar se-Indonesia, atau minimal se-jawa dulu. Jadi guru plus sampingan, atau dosen sekalian.

K: Oh

M: Ada apa? Kenapa memangnya?

K: Aku juga gitu kok

M: Gitu gimana?

K: Menggantungkan cita-cita qetinggi langit

M: Lha tapi tadi kamu bilang...

K: Memang

M: Eh

K: Langitku bukan yang itu Meg

M: Maksudmu?

K: Langitku adalah langit yang berisi notasi musik, gitar, cymbal perunggu, sama piano.

M: Trus buat apa kamu belajar fisika?

K: Einstein itu pemain biola yang bagus

M: Tapi dia tetap jadi fisikawan kan

K: Lha kamu kalo misal jadi guru atau pengusaha LBB, atau dosen, apakah akan berarti otomatis jadi fisikawan? Atau sekedar business-man?

M:...

K: Kamu tahu Meg? Brian May, gitaris Queen, dia Doktor di bidang Fisika. 

M: Baru tahu

K: Dia bisa saja terus berkarir di musik. Dia sukses besar, tak perlu fisika pun dia sudah kaya raya. Tetapi dia tetap menggeluti fisika, dan setelah beberapa belas tahun akhirnya dia meraih Ph.D di astrophysics. Bagiku, dia fisikawan yang cinta fisika. Bukan yang menjadikan fisika sebagai tameng atau mungkin topeng dari bisnis. Brian May punya penghasilan dari bidang lain, dan menggeluti fisika dengan sepenuh hati.

M: Uh, oh. Kamu bisa juga ngomong serius dan panjang gitu Kin

K: Heh, Meg, dasar 

M: Apa Kin? Lha kan memang jarang kamu ngomong dengan dedikasi kayak gitu

K: Karena itu langitku Meg, itu langitku.

No comments:

323f (5) amp (1) android (12) apple (7) arduino (18) art (1) assembler (21) astina (4) ATTiny (23) blackberry (4) camera (3) canon (2) cerita (2) computer (106) crazyness (11) debian (1) delphi (39) diary (286) flash (8) fortran (6) freebsd (6) google apps script (8) guitar (2) HTML5 (10) IFTTT (7) Instagram (7) internet (12) iOS (5) iPad (6) iPhone (5) java (1) javascript (1) keynote (2) LaTeX (6) lazarus (1) linux (29) lion (15) mac (28) macbook air (8) macbook pro (3) macOS (1) Math (3) mathematica (1) maverick (6) mazda (4) microcontroler (35) mountain lion (2) music (37) netbook (1) nugnux (6) os x (36) php (1) Physicist (29) Picture (3) programming (189) Python (109) S2 (13) software (7) Soliloquy (125) Ubuntu (5) unix (4) Video (8) wayang (3) yosemite (3)