Nugroho's blog.: Soliloquy
Showing posts with label Soliloquy. Show all posts
Showing posts with label Soliloquy. Show all posts

Friday, March 4, 2016

Solilokui

 #Megatruh

 Sering melihat sesuatu yang bertentangan. Jadi ingat kata Pak Kas: Orang itu bicara A tapi maksudnya B, wajahnya C tapi hatinya D, tujuannya Y tapi muter muter ke Z (Kastunut, di #InteligensiEmbunPagi, #Supernova, @DeeLestari)

 Dia bukan tak mau kebaikan, dia hanya tak mau dipaksa.

 Bukannya tak mau baca tulisan tentang cara-cara masuk surga.

 Dia tidak berbincang dengan seseorang yang tiap kelakuannya dihitung dengan seberapa pahala yang akan diterimanya.

 Dia tidak suka sistem kejar setoran pahala.




 Sedapat mungkin dia tidak berada di lingkungan yang suka memposting tulisan kontroversial yang dikemas dalam bentuk petuah agama. Petuah yang hampir selalu memancing konflik.

 Dia dengan sangat memohon agar semua orang yang berhubungan dengannya memaklumi fobia dia terhadap "orang taat". Dua sahabat lamanya tergolong tipe seperti itu dan beristri banyak. Dia tak mempermasalahkan itu, seandainya temannya tidak mentelantarkan istri-istrinya.

 Bukannya dia tidak mau "ndhobel", namun dia sudah membayangkan betapa pusingnya menghidupi anggota keluarga sebanyak itu. Dan dia masih single.

 Dia juga menjauhi atau setidaknya menghindari dari bertemu dengan seorang wanita yang suka memposting kewajiban suami di facebook. Sepertinya justru wanita itu yang tak melakukan kewajiban dengan baik. Dia juga berpikir bahwa postingan itu merupakan cara yang ampuh untuk memulai pertengkaran rumah tangga.

 Juga wanita yang suka memposting semacam "10 ciri suami idaman". Dia berpikir, tentu saja ada suami seperti itu, dan kemungkinan besar tak akan menikahi tukang posting hal-hal aneh seperti itu. Dia juga berpikir bahwa posting semacam itu justru mengintimidasi pacar/suami si wanita.

 Atau teman lama yang jadi ibu rumah tangga full time. Yang saking nganggurnya, kerjaannya memposting status menyindir suami yang gak pulang-pulang.

 Dia melihat tipe-tipe tersebut seringkali melupakan kewajiban dirinya dan sibuk mengurusi orang lain.

 Di ekstrim lain, dia menilai orang dengan tipe-tipe tersebut sibuk menghitung pahala diri sendiri yang diharapkan dapat digunakan sebagai tiket untuk ke surga kelas VVIP.

 Apakah Megatruh tak ingin ke surga? Well, dia tidak keberatan masuk surga.

 Kenapa tidak berlomba-lomba mencari pahala?

 Ah, tentang itu dia berpegang pada sebuah janji. Janji yang mengatakan bahwa cukup dengan keyakinan, hanya dengan percaya sampai akhir, maka seseorang akan dijamin masuk surga.

 Eh, janji itu akan ditepati kan?

 (matikutu)

 Dia merasa cukup di surga paling bawah. Bahkan dia merasa, saat ini dia sudah menikmati hidup tanpa perlu serakah menumpuk pahala dengan berbagai cara. Jika dia mendapat surga seperti kehidupan dia saat ini, tanpa ditambah apapun, dia sudah cukup senang.

 Bukankah bersyukur itu juga sebuah kenikmatan?

 Ok, tapi jika kamu seperti sekarang ini, kamu akan dilempar ke neraka dulu jutaan tahun sebelum akhirnya dimasukkan ke surga.

 Tentang itu dia juga sudah punya jawaban: bukankah surga, dengan segala kenikmatannya, baru akan benar-benar dinikmati jika kita telah mengalami segala siksa dan kesengsaraan?

 Seperti nasi tanpa lauk bagi orang yang dua hari tidak makan.

Catatan Dosa.

 #Megatruh

 Dia melihat tulisan di salah satu "nasihat orang beriman":

 Jika saja catatan dosa terlihat. Betapa malunya. Untung tak terlihat sehingga dosa anda tak ada yang tahu. Segera bertobatlah...

 Hm, dia malah berpikir:

 Lah, malah bagus kan, harusnya terlihat saja,  biar pelaku malu dan berpikir berkali-kali sebelum bertindak, atau bahkan malah tak jadi bertindak

 Tapi nyatanya tidak kan, catatan dosa tak pernah terlihat, :)

 Konsep "jika" ini sangat bagus, tetapi karena cuma "jika", maka tak efektif.

Friday, September 18, 2015

#MelawanAsap (Misal Mungkin)


 DPR tidak digaji? Mungkinkah? Adakah yang mau jadi wakil rakyat jika demikian?

 Buat aturan/larangan pembabatan hutan, atau pembakaran, dengan alasan apapun. Oh, sudah ada ya.

 Anu, terus kalo negara membutuhkan lahan untuk pangan gimana hayo? Ehm, Jepang sagat kekurangan lahan untuk tanaman pangan, tapi tak ada kabar mereka membakar hutan. Mereka punya jalur aspal mulus ke semua puncak gunung, hingga ada  "Hashiriya", istilah untuk "downhill driver". [Kita nggak mungkin downhill di aspal pegunungan di Indonesia, (misal Panggul, atau Munjungan, Trenggalek, :) )]. Namun meski jalan ke gunung dan hutan sudah mulus, tak ada truk pengangkut kayu illegal hasil pembabatan hutan di sana.



 Bagaimana kebutuhan lahan tuk tanaman pangan kita? Kalau di buku-buku SD saya jaman dulu ada yang namanya intensifikasi dan ekstensifikasi.

 Memang, dengan menggunakan cara-cara baru, awalnya akan sangat susah dan memakan banyak biaya (mungkin itulah kenapa banyak yang membakar hutan [atau tak sengaja hutannya terbakar]), sebuah longshot, keuntungannya baru bisa dinikmati setelah lama kemudian, bertahun-tahun.

 Apa hubungannya dengan DPR yang tidak digaji? Eh, saya juga tidak tahu kenapa menulis itu, tapi mau dihapus juga sayang, bahan tulisan yang bagus, :)

Thursday, September 17, 2015

#MelawanAsap (Angan-angan)



 Buat sensor asap, juga  sudah banyak tersedia atau buat sendiri, hubungkan ke microcontroller.

 Gunakan arduino versi kecil (nano atau mikro), lengkapi dengan modul gsm untuk berkomunikasi dengan pengontrol (yang bisa diletakkan di semacam kantor pengawas/pengendali kebakaran hutan).

 Untuk daya dapat digunakan panel surya kecil (sekaligus pelindung unit dari sinar matahari dan hujan). Kelebihan daya dapat disimpan dengan baterai Li-Ion atau Li-Polymer atau semacam powerbank yang banyak terdapat di pasaran. Baterai ini berfungsi sebagai sumber daya di malam hari.

 Unit harus melaporkan status secara berkala, bisa setiap hari atau setiap jam. Informasi yang dilaporkan ke pangendali melewati modul GSM dapat berupa level asap di sekitar unit, suhu (jika ada). Pelaporan ini juga berfungsi sebagai monitor unit itu sendiri. Jika unit tidak melapor maka kemungkinan unit rusak atau dirusak sehingga perlu ada petugas (mungkin dengan beberapa polisi hutan bersenjata) yang mengecek alat tersebut.


 Satu unit sensor akan berharga kurang dari satu juta. Hal ini karena modul GSM lebih mahal dari arduino (mikrokontroller). Akan lebih murah jika bisa membuat komunikasi dengan hp GSM/CDMA  via AT Command (mungkin bisa, saya belum pernah mencoba kemungkinan yang ini).

 Tentu saja tidak hanya satu sensor yang diletakkan di area hutan atau perkebunan. Beberapa sensor diletakkan sedemikian sehigga dapat mendeteksi asap di radius misal 10 km sehingga jarak antara sensor satu dengan lainnya adalah 20 km. Masing-masing sensor dilengkapi dengan identitas unik yang berisi informasi lokasi sensor tersebut sehingga, jika sebuah unit tidak melapor, petugas akan tahu letak unit tersebut di mana.

 Unit ini bukan pengganti patroli hutan, lebih seperti alat bantu petugas patroli hutan untuk menunjukkan arah  ke area mana yang memerlukan perhatian lebih.

 Modul kamera bisa ditambahkan untuk merekam situasi secara realtime, mounting kamera dibuat sedemikian sehingga kamera dapat berputar 360ยบ untuk merekam kondisi sekitar unit. Hal ini berguna untuk mengetahui misal ada oknum yang merusak unit. Tentu saja penambahan sistem kamera semacam ini akan menambah biaya dan menambah beban baterai.

 Akan terlalu ambisius misal ditambahkan sistem pemadam kebakaran otomatis, selain karena mahal, juga....., yeah,. .. terlalu ambisius, :D

Monday, June 15, 2015

Detil

 Lihat wawancara dengan Arist Merdeka Sirait tadi pagi di Net.

 Tentang hal yang sama, yang selama ini beredar di berbagai media.

 Beliau mengatakan dengan detil tentang kunjungan ke rumah mendiang Angeline. Bagaimana sikap orang tua angkat saat dikunjungi. Usaha ortu untuk menolak membuka rumah, menolak mempersilakan masuk, ... . Secara umum menolak bekerja sama untuk menemukan anaknya yang "hilang".

 Juga bercerita tentang rumah yang berantakan, penuh kotoran ayam dan anjing. "Kamar tidur" Angeline yang campur dengan tempat untuk menaruh telur ayam, penuh baju kotor. Tentang baju, yang di jemuran ternyata bukan baju yang telah dicuci, melainkan baju bau yang diangin-anginkan tuk dipakai lagi.

 Tentang bau kamar mandi yang beda dengan bau rumah secara keseluruhan, yang menimbulkan kecurigaan bahwa telah terjadi sesuatu di kamar mandi tersebut.

 Tentang sikap seisi rumah yang "menyetir" beliau tuk segera meninggalkan rumah tanpa dipersilakan duduk.

 Juga cerita tentang kepala sekolah yang pernah memandikan Angeline yang bau, dan menemukan banyak memar di tubuhnya.

 Dan cerita beliau tadi pagi disajikan secara santun. Tidak membuat mual (seperti kata Rysta, :) ), tidak memojokkan seseorang. Hanya bercerita. Cerita deskripsi secara detil.

Tuesday, June 9, 2015

Penjelasan


 Kecelakaan besar terjadi di Sentul beberapa hari yang lalu.

 Dan debat pun muncul di mana-mana, youtube, forum-forum, kolom komentar. Debat tentang siapa yang sebenarnya salah.


 Tentu saja memang ada sesuatu yang salah, meskipun tidak jelas yang mana. Terlalu cepat mengerem-kah setelah melintas garis finish? Tidak segera mengerem setelah garis finish? Atau mengambil lane yang salah?

 Secara alami debat condong secara subyektif.

 Dan masalah tak kunjung selesai.

 Yang diperlukan sebenarnya adalah penjelasan resmi tentang apa yang terjadi. Mespkipun pahit; misal siapa yang tidak mengikuti aturan berkendara di sirkuit. Atau menjelaskan, sebenarnya aturannya itu gimana sih? Apa yang harus dilakukan setelah melintasi garis finish, apa yang tidak boleh dilakukan. Sumber debat berasal dari situ dan sepertinya belum ada penjelasan resmi. (Ada ungkapan bela sungkawa dan kesedihan mendalam dan bantuan. Itu bagus, tapi tetap tidak dapat meredam spekulasi-spekulasi yang sudah ada)

 Semoga para korban segera membaik.

 Semoga menjadi pelajaran.

 Semoga aturan dilaksanakan.



Saturday, September 13, 2014

Kalimat Lengkap

Kadang kita berlebihan dalam mengamini sebuah doa. Bahkan ada yang bilang amin tiap detik. Tanpa benar-benar mengerti apa yang di-amin-i. 

Tentu saja kita berbaik sangka pada yang memimpin doa secara fasih dengan bahasa non-Indonesia. Namun bagaimana misal arti sebuah doa itu seperti ini, dan kita mengamini secara membabibuta, :)


Ya Tuhanku, (amin) 
Aku berdosa padamu (Amin)
Ku khianati janjiku tuk tak tinggalkan ibadahku padamu (Amin...)
Ku tak layak di surgamu (AMIN...!!!)
Ku pantas di nerakamu (AMIN..., YA ALLAH...!!!)
Ampunilah aku (UHUK…, UHUK,…,) [terbatuk karena kebanyakan teriak terlalu keras]

Orientasi

Kadang malah berakibat menjadi

disorientasi,
pingsan,
memar,
babak belur,
bahkan mati.



MOS, MOK, OPSPEK, OSPEK, PKPT apapun bentuknya.

Tujuan awalnya adalah orientasi, pengenalan tempat menimba ilmu, menumbuhkan loyalitas.

Tentu saja ada yang 'tidak sengaja' menjadi tempat untuk pengenalan seberapa menyeramkan tempat baru itu, seberapa jahat senior, dan prospek untuk balas dendam dengan cara yang lebih kreatif dan kejam kepada junior tahun depan.

Tentu saja langkah paling aman bagi institusi jika "ketahuan" ada juniornya yang mati adalah dengan jawaban "kami tidak tahu, kami tidak mengijinkan kekerasan, yang terjadi di luar tanggung jawab kami"

...

Sepertinya harus ada aturan, jika ada kekerasan di sebuah institusi apapun bentuknya, maka para pejabat di institusi tersebut harus bertanggung jawab, turun jabatan DAN dihukum, terlepas dia tahu atau tidak, mengijinkan atau tidak. Dengan ancaman semacam itu maka para pimpinan institusi akan secara aktif mengontrol kegiatan-kegiatan di lingkupnya dan kemungkinan besar akan jadi 'tahu' dan 'melihat'; dan akan segera tegas melarang kegiatan yang akan membuat dirinya turun jabatan dan dihukum.

Lebih keren lagi jika institusi tersebut ditutup, atau yang agak lunak, tidak boleh membuka pendaftaran barang setahun atau dua tahun. Selama ini terbukti peringatan tak akan memberi efek jera.

Mungkin aturan ini sudah ada

saya tidak tahu

mungkin tak diterapkan

tak ada yang berani

Monday, September 8, 2014

Lama tak jumpa

Duk, 

Gubrak, 

Gleduk, 

“Hey Ar…” 

Yang pertama adalah suara tangan yang menepuk punggungku 

Yang kedua adalah suara kakiku kehilangan kesetimbangan (versi kartun, hiperbola), 

Yang ketiga adalah suara kepalaku kejeduk paving

“ups, sori Ar, ternyata bener kamu"

pusing, 

kulihat siapa yang tega-teganya menghabisi aku siang-siang di jam makan siang, di perjalanan terseok-seokku ke warung Mc D(ayat). Dia bersandar di Xenia silver (eh, ada xenia warna selain silver gak?), rupanya dia sembunyi di baliknya sebelum nggebuk aku, err… menyapa aku untuk membuat surprise, dia kawan lama.

“eh, oh…, halo mas” kepalaku cenut-cenut

“hohoho, lama tak jumpa, gimana kabar nih” sambil menepuk-nepuk pundakku, memang bikin pangling, dia dulu super kurus

“aduh”, kuraba ada benjol di kening kiriku

“kenapa Ar?” dia bilang gitu sambil berkacak pinggang, memamerkan perut gendutnya,  blackberry di genggaman kiri, satunya pegang Android entah apa 

“ah, gakpapa kok”

“wah, kukira kamu pusing habis kejeduk tadi” katanya santai

:(

Wednesday, August 27, 2014

Tantrum

 Disalah satu kegiatan guru PAUD. 

Setelah ujian. 

"Mas, Tantrum itu apa?" kata seorang ibu yang masih pegang clipper tuk tatakan lembar jawaban komputer 

Ibu ber-sweater di sebelahnya nyeletuk "Weleh, yo jelas masnya gak ngerti, lha wong dari fisika kok ditanya gitu." 

"Ehehe, tahu mas?" kata ibu yang membawa clipper itu

"Tantrum bahasa inggris to bu? Kalo itu artinya tiba-tiba ngamuk"

...

"Masak sih?"

Ibu ber-sweater mengambil alih "Hm, maksudnya masnya ini mungkin anak yang sering muter-muter kelas"


"err, anu, bukan itu..., maksud saya..."


"Oh, gitu ya, berarti tadi njawabku bener, gangguan motorik kasar dan halus, kan anak tantrum itu yang lari-lari terus di kelas." kata ibu itu sambil memasukkan clipper ke tas hitam mengkilat tanpa resleting (ehm, replika hermes kah, atau asli?)


"Iya, aku juga njawab yang itu" kata ibu bersweater

"Bu, anu tantrum itu...."

"Wah syukurlah tadi njawabnya itu" sambil ngeloyor, clippernya menyembul dari tas hitam mengkilap itu, terlalu besar.

(Ada yang nggremeng di kejauhan, "waduh, tadi aku njawab emosi dan sosial")


Ibu bersweater masih semangat  cerita, entah ke siapa karena sudah gak ada yang lain di dekatnya 

"Lha iya, gimana sih, banyak yang soalnya salah, kriya tuh apa hayo artinya, bahasa apaan tuh, harusnya kan karya" 

....,

Duh, lha kalo baca soalnya saja salah, gimana njawabnya nih. 

Jawaban konfirmasiku dianggap salah karena aku berlatarbelakang fisika :)



(tan·trum

หˆtantrษ™m/

noun
an uncontrolled outburst of anger and frustration, typically in a young child.

"he has temper tantrums if he can't get his own way"

synonyms: fit of temper, fit of rage, fit, outburst, pet, paroxysm, frenzy, bad mood, mood, huff, scene; 

informal hissy fit
"how can you tolerate his tantrums?"
)

Monday, August 25, 2014

What happened to Nico Rosberg?

What'd he tried to prove?

Maybe I'm wrong (and it's often :) ), but I think it payback of Hamilton's act several race ago when he refuse to gave Rosberg a room to pass him, and team do nothing about that.

But now, the boss is furious, :(

Just remember Vettel and Webber relation on previous session back, :)

Wednesday, August 13, 2014

Amdahl

 If the automobile had followed the same development as the computer, a Rolls Royce would today cost $100, get a million miles per gallon, and explode once a year killing everyone inside. — Robert Cringely, InfoWorld 

Sunday, August 10, 2014

Pagi tanpa Sabit Tua

Angin berhenti

Lapangan

Kuburan

Ajaib?

Ngantang

Dikelilingi gunung

Mungkin lembah

Gema takbir bak musik dugem, 

semua ngobrol tak ada yang peduli. 

Yang penting niatnya? 

:)

Niat

Yang penting niatnya 

Menyumbang tuk main game online?  Memberi receh lima ratus atau seribu  ke anak-anak peminta di perempatan lampu merah? Saya pernah ke warnet dekat situ dan saya hafal wajah-wajah mereka yang diperempatan. Wajah-wajah yang sama yang serius nge-game di bilik-bilik warnet. Kalo mereka ditanya kenapa gak sekolah jawabnya jelas:"tak ada biaya". Coba tanya: "kalo punya uang banyak mau ngapain?", apakah sekolah merupakan jawaban mereka? Sepertinya malah kalo dikejar, mereka malah balik tanya:"buat apa sekolah?" Tuk cari kerja. "Saya gak sekolahpun sudah dapat uang", well,  skak...

Menyumbang tuk bangun rumah kampung pengemis.

Berita lama, dan memang hanya jadi sekedar berita. Tentang sebuah kampung dengan rumah-rumah mewah. Dan mereka membiayai itu dari mengemis.

(Pernah lihat film yang berkisah tentang hacker yang mengambil sedolar dari sepuluh juta akun?)

Prinsipnya sama. Jika di sebuah perempatan ada satu dari lima pengendara yang memberi lima ratus rupiah (sekarang jarang ada yang memberi seratus), maka jika jalan ramai maka penghasilan "fulltime" hari itu bisa dapat hampir setengah juta, walaupun di akhir hari dipotong tuk arisan dua ratus ribu. Tak perlu susah juga, sekrang mengemis bisa sambil bersepatu, pake topi/kerudung, bisa bawa tas pinggang kulit keren tuk tempat uang. Dan bisa beli jus/es yang ditaruh di semak trotoar tuk diminum jika haus.

Emang kenapa sih?

Yang penting kan niatnya bagus. Perkara nanti digunakan tuk apa ya bukan urusan saya, yang penting niatnya bagus. 

Dari kenalan socmed yang mungkin copas dari teman yang juga mungkin copas dari teman yang lain yang juga mungkin... (Kejadian di tempat makan)

Dia sedang makan

Dihampiri pengemis dengan modus:"kasihan pak, lapar, sehari belum makan" 

"Baik, yuk sini makan sama saya, mau pesan apa nanti saya yang bayar"

"Minta uang saja Pak"

Masih kurang bagus apa niat tuk ajak makan? Sudah sangat sesuai dengan kondisi pengemis yang katanya lapar.

Mungkin modusnya harus diganti. Jangan mengaku lapar kalo mengemis di tempat makan, kecuali memang lapar dan mau kalo diberi makanan, :) 

Sunday, July 27, 2014

Moderate? Optimum? I Wonder...


Lama tak lihat, hari ini saya kembali menyaksikan Oma Irama di TV, bukan sebagai Jaka Swara atau Satria Bergitar (itu kategori "lama") tapi tampil secara live bersama Soneta Group. 

Memangnya ada yang aneh? Gak sih, berdasarkan standart lama. Tapi aneh jika dilihat dari acara "live" yang bertebaran di berbagai stasiun TV. 

Jika dilihat, saat Oma tampil, panggung bersih dari gangguan. 

Memang beda ya? 

Tentu saja, lihat saja acara-acara panggung live sekarang, jika ada artist tampil, pembawa acara yang jumlahnya sampai empat (atau bahkan tujuh) tetap di atas panggung. Mereka sok ikut joget sebagai penari latar atau berperan sebagai video klip lagu yang sedang dinyanyikan. Walaupun tentu saja ngawur, belum tentu cocok dengan musiknya.

Parahnya, justru kadang itu yang jadi perhatian penonton sekarang, lihat saja rating-rating acara itu. Daya tarik justru ada pada pembawa acara, artist hanya tampil sebagai objek lucu-lucuan; tak ada yang benar-benar menikmati penampilan murni dari artist

Terlepas dari kualitas artist, lagu yang itu-itu saja atau penampilan lipsync di panggung, cara pandang dan perlakuan terhadap artis sekarang telah berubah.

Dulu, artis seperti raja. Kita benar-benar menikmati lagu dan penampilan di atas panggung, meski hanya artist solo, sendirian nyanyi di atas panggung.

Artis sinetron atau film juga mendapat respek yang sangat tinggi.

Tentu saja kalo kita melihat film-film tau video klip lama kadang sambil senyum-senyum karena kekakuannya, walaupun kadang konsepnya bagus. Hal ini mungkin karena produser atau sutradara tidak cukup berani tuk memaksa artis melakukan sesuai maksudnya. Atau mungkin bagi sutradara jaman dulu itu sudah cukup bagus, atau memang gak ada artis lain, :)

Sekarang, produserlah rajanya. Entah karena model film atau sinetron kejar tayang yang tampil harian atau faktor lain, sekarang artis sinetron tak ubahnya seperti "jika kamu gak menurut, masih ada yang lain yang mau". Dari segi bisnis, iyu sangat wajar, dari segi bisnis...

Penyanyi, yeah, lihat saja tampilan mereka di panggung. Sebagian besar lipsync dan penonton tahu itu, tak menarik. Dan tugas pembaa acara adalah membuat acara "menarik", sehingga muncullah ide sebagai penari latar, live video clip model, dan pada kasus ekstrim yang membuat saya sering cepat-cepat ganti channel adalah mereka nerinisiatif untuk menambah suara dua, pada suara lipsync si artis yang bahkan artis aslinya tidak berani melakukan...


Yeah, selalu dua sisi ekstrim. Kenapa film di luar negeri atau acara semacam american idol sangat menarik? Dan setelah diadopsi ke indonesia jadi hambar? 

Karena di sana bukan artis atau produser rajanya, tapi kualitas, mereka mengesampingkan "kamu siapa" dan "aku ini...". Lihat saja casting mereka.

Bisakah kita seperti itu? Tentu saja. (Yakin)

Kapan? 

Err, anu..,

( :) )


Thursday, July 24, 2014

Karl May

Lama tak menyapa mereka, sore ini mereka menyapaku saat memindahkan beberapa barang dari ruang tamu ke loteng dalam rangka menjebol tembok depan. 

Halo Kara ben Nemsi, hadschi  Halef Omar ibn hadschi Abul Abbas ibn hadschi Dawud al Gossarah, Winnetou, Old Shatterhand, Sam Hawkens, Bloody Fox, Hobble Frank ( Heliogabalus Morpheus Edeward Franke ),

Saya telah berbicara, kalau saya tidak salah, Howgh!


Sardines

 Ever cook this 
 
 combined like this? 


don't do it, :)

Tuesday, July 22, 2014

Menunda yang tak Tertunda



"Walah kok tinggal tiga strip Nu” 

“emang kenapa, tu masih sekitar lima belas liter kan” 

“belok di pom Sengkaling depan atau di Pom tanjakan Batu, ada mbak petugas cantik yang enak diajak ngobrol” 

“ah nanti saja Ar, toh si Astina ini masih bisa jalan seratus lima puluh kiloan, dari Malang sini tuh bisa nyampe ke Kediri lewat jalur mbulet Batu situ” 

“kamu ini, memang apa salahnya isi bensin sekarang?” 

“apa salahnya isi bensin nanti?” 

“hehhh….” 

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

“yuk kita balik ke Malang Nu, keburu macet nanti kalo malam di jalur situ”

“bentar, belok ke pom dulu”

antri lama

“tadi kalo kita ngisi pas berangkat di Malang pas sepi kayaknya lebih enak”

“…”

lima mobil

empat 

tiga 

dua 

satu

isi seratus lima puluh ribu, indikator di dashboard kembali ke hampir separo

“emang kamu biasa ngisi nge-press gitu ya Nu?”

“kenapa Ar?”

“misal tadi ngisi segitu di Malang pas berangkat, toh juga gak luber kan”

“iya sih”

“gak ngantri juga”

“…”

“pompa bensin juga aman"

“eh? pompa bensin”

“pompa bensin astinamu itu, bukan pompa pom bensin ini”

“emang kenapa kalo bensin sedikit Ar? kan massa jadi kecil, akselerasi jadi lebih cepat”

“dan pompa bensinmu lebih cepat ko-it karena panas, gak terendam bensin. Terakhir umurnya cuma dua atau tiga bulan gitu kan? biasakan isi penuh, anggap saja investasi. Toh misal hari ini bensin penuh dari Malang. Ke kediri paling juga habisnya lima belas liter, kurang lebih sama jika tangki hampir kosong, ada beda juga sedikit, dan pompa bensin tetap dingin 

jangan menunda sesuatu yang pasti, kalo mau jalan seratus limapuluan kilo, ya pasti perlu bensin lima belas liter, entah beli sekarang atau menunggu tanki kosong dengan resiko merusak macem-macem"

Wednesday, July 16, 2014

Ngopi

“Huh, bikin emosi aja, bisa batal puasa nih” 

“Kenapa Nu?” 

“Mc D tuh” 

“Ada apa dengan Mak Dayat?” 

“Masak aku minta es teh dikasih kopi panas, lak emosi to, panas-panas gini lagi”

“Walah, kamunya juga gak bener”

“Lha kenapa Ar?”

“Pasti kamu duduk di pojok biasa kita ngopi malam-malam itu ya?”

“Iya lah, tu kan tempat default kita”

“Gak malu po? siang-siang minta es teh Mak Dayat dari pojokan gitu”

“Eh?”

“Lha Mak Dayat kan gak begitu denger to, lha wong biasanya kita kalo pesen sampe teriak-teriak”

“Walah, iya, aku lupa, lagian, puasa-puasa gini badan lemes mau teriak”

:) :) :) :) :) :) :) 

“Eh, gimana Naruto-nya sudah lihat?“

“Iya, gak ngerti sama sekali”

“Ya jelas, kamu langsung lihat episode tigaratus enampuluhan gitu”

“Lha apa aku harus lihat dari episode pertama gitu?”

“Gak juga sih, kalo tertarik ya baca aja manga-nya, 

tapi itu juga sudah ke chapter enamratus delapanpuluhan, heheh"

“Waduh, mending gak usah deh”

“Bagus lho”

“Lha tapi kalo gak ngerti ceritanya tetap ae gak nyambung, lha emang kenapa bapaknya Hashirama kok segitu bencinya sama Madara gara-gara beda klan”

“Hehehe, sama kayak pilihanmu kemarin ya Nu? “

“Weit, lagi-lagi nyetir ke situ, dasar otak Naruto”

“Lah, kok segitu yakinnya, kan kamu gak ngerti cerita Naruto.

Ehm, jadi kamu ngerti semua track record pilihanmu?”

“Gak sih”

“Lha kenapa milih dia? “

‘Heheh… memang kenapa kalo pilih Prabowo atau Jokowi? Sudah ah, sudah milih kok. 

Sekarang lebih keren ngobrol tentang Palestina. Kita harus mencegah saudara-saudara seagama kita di sana dari pembantaian bangsat-bangsat Jew yang…, ups, sori Ar, maksudku saudara-saudara seagamaku. Jihad sampai mati"

“Kamu mau ke Palestina, Nu?”

“Gak lah, Ar”

“Lha tapi kok segitu semangatnya mau jihad, jihad yang gimana?”

“Membela agama lah, emang kamu gak kasihan dengan muslim palestina yang dibom Ar?”

“Tentu saja sedih melihat korban rakyat Palestina”

“Itu kan muslim”

“Nu..., mereka mungkin berbicara bahasa arab, tapi separuh dari mereka Jews kata (mantan?) dubes mereka di indonesia, bahkan kalo cari di internet lebih dari   70% mereka Jews. Kalo mereka dibom, kemungkinan yang tewas malah yahudi Palestina. 

“Ini lebih mirip seperti perang saudara, atau semacam kisruh berebut wilayah, atau saling balas dendam yang tak ada habisnya. Kamu suka baca Karl May seri Siklus Timur kan? kamu pasti familier dengan dendam darah 

“Btw, kamu mau mati di mana?”

“?”

“Katanya mau jihad sampai mati, :)”

“Err…"

“Mungkin sedikit di-edit aja semangatnya, jangan bayangkan sebagai perang agama, toh tentara muslim di israel juga ribuan. Semangat kita ubah menjadi membantu palestina lepas dari kisruh. Atau jangan-jangan kamu juga termasuk yang meyakini kalo kisruh timur tengah adalah bagian dari takdir? Yang menyebutkan kalo timur tengah damai berarti dunia akan segera kiamat? Kiamatnya siapa? Sekarang mereka sedang mengalami kiamat, kiamat karena saudara mereka sendiri“

“Anu, Ar, ada tentara muslim di israel?”

“Kenapa?"

“Eh, nggak, ntar aja deh sore nanti diskusi lagi, kita nunggu buka puasa sambil ngopi di Mc D yuk"

Thursday, July 10, 2014

Tuh Kan?

"Yes, jagoku menang"

"loh, kok tahu?" 

"di TPS tadi aku nunggu sampai selesai ngitung, dan menang, horee..."

"oh, menang di TPS kita saja to?"

"gak juga, sudah lihat berita di tipi? "

"aku gak lihat tipi tadi sibuk nunggu Naruto terbaru"





"dasar, apa gak pengin tahu siapa yang menang"

"lah..., resminya lak masih diumumkan nanti to"

"tapi kan sudah dapat diperkirakan lewat hitung cepat kan? di tipi sudah ada"

"wah, hebat, kenapa resminya lama sekali ya?"

"gak tau tuh"

"lha ini kenapa cepat sekali? bisa ngumpulkan data dari beberapa puluh ribu tempat"

"ya gak lah, kan statistik, jadi cuma ngambil sampel, coba deh lihat tipi"

[sambil tiduran, nyalakan tipi pake jempol tangan, berbaring di kasur depan tipi]

"loh, kamu gak nyoblos?"

"hehehe, kan sudah bilang aku tadi sibuk ngenet nunggu Naruto"

"dasar, kamu tuh... ,gak peduli dengan negara."

"kok kamu yakin? aku cuma mikir toh nanti juga gak ngefek apa-apa bagiku, mungkin sangat berpengaruh bagimu jadi kamu harus menentukan pilihan. Bagusnya, kamu gak kayak yang lain yang mati-matian bela sampai putus sama pacar atau minggat dari rumah (ups, sori kamu memang sebelum ini sudah putus ya, :) ). Anyway, karena aku lebih suka lihat Naruto tiap rabu dan jumat, ...., hei...., lha ini kok jagomu kalah? hampir lima persen lo "

"APA..., tadi menang kok"

"kamu tadi lihat tipi apa" [curiga][ganti channel sambil berbaring pake jempol kaki, remote-nya rusak]

"tunggu..., nah..., lha ini, menang dua persen. Wah, kok beda ya" [ganti channel lagi]

"lha ini juga beda"

"coba, cari lagi, ..., awas, itu volume, kecilkan lagi, pakai tangan saja, dasar jempol kaki besar, ..."

[....]

"lah ini ada tiga hasil malah, beda-beda semua"

"hehehe"

"kenapa?"

"ya begitulah statistik"

"begitu gimana? lha terus yang bener yang mana"

"yang bener ya hasil resmi nanti to"

"yee..., kalo itu juga sudah tahu, maksudku, hitungcepat-hitungcepat ini yang bener yang mana?"

"tergantung, bisa saja semua benar"

"kok bisa? jelas-jelas hasilnya beda gitu"

"itu hasil statistik, bacanya gak bisa secara langsung"

"lha terus?"

"harus ada informasi lain, paling gampang, informasi tentang berapa tingkat kesalahannya, seberapa jauh data itu bisa menyimpang

"contohnya, jika saya bilang secara statistik Jerman nanti bisa mencetak gol 2 kali ke gawang Argentina, pernyataan itu belum lengkap dan tak ada artinya

"seharusnya ada tambahan dengan tingkat kesalahan 50%, 30% atau 10%   atau dengan kesalahan 1 gol gitu semakin kecil tingkat kesalahan semakin bagus

"jika saya bilang secara statistik Jerman nanti bisa mencetak gol 2 kali ke gawang Argentina denngan tingkat kesalahan 5 gol, data seperti ini berarti bahwa Jerman bisa saja mencetak sampai 7 gol atau justru malah kebobolan sampai 3 gol

"nah, sudah tahu tingkat kesalahan masing-masing hitung cepat?" 

"gak tahu, gak lihat, hehehe..."

"lha kalo gitu mana bisa tahu kalo selisih satu persen itu bisa menang? jangan-jangan tingkat kesalahannya malah lima persen, secara aman, bisa disimpulkan bahwa itu imbang

"eh, ngomong-ngomong harapanmu kemarin terkabul gak?" [sambil nyengir]

"iya ya, kayaknya tetap panas deh, lha sama-sama sudah mendeklarasikan kemenangan jรจ"

"hehehe, sudah kuduga, aneh kan kalo sama-sama menang"

"iya sih, jadinya saling tuduh yang lain ngaku-ngaku menang, saling lempar curiga ke si tukang hitung"

"harusnya akan bagus kalo bisa menahan diri ya"

"iya, toh siapapun yang mengaku menang tak akan bisa berkutik terhadap hasil resmi nanti"

"kamu yakin?"

"hah? kamu kok pesimis sekali, meman apa lagi yang bisa dilakukan selain tunduk pada hasil..., oh... 

[diam tiba-tiba, paham]

"maksudmu akan protes menggugat hasil resmi ya, gak terima gitu, seperti yang sudah-sudah, menuduh ada kecurangan, demo mengerahkan massa, menuntut tuk diadakan ulang proses lagi dari awal, seperti yang sudah-sudah terjadi"

" semoga tidak"

"yeah, semoga tidak"

[hening]

"tadi sudah dapat Naruto?"

"iya"

"download?"

"iya dong"

"aku ngopi ya"

"eh, sejak kapan kamu suka Naruto"

"penasaran saja, pengin belajar, biar pola pikirnya kayak kamu. Tu gara-gara sering lihat Naruto kan?"

....
323f (5) amp (1) android (12) apple (7) arduino (18) art (1) assembler (21) astina (4) ATTiny (23) blackberry (4) camera (3) canon (2) cerita (2) computer (106) crazyness (11) debian (1) delphi (39) diary (286) flash (8) fortran (6) freebsd (6) google apps script (8) guitar (2) HTML5 (10) IFTTT (7) Instagram (7) internet (12) iOS (5) iPad (6) iPhone (5) java (1) javascript (1) keynote (2) LaTeX (6) lazarus (1) linux (29) lion (15) mac (28) macbook air (8) macbook pro (3) macOS (1) Math (3) mathematica (1) maverick (6) mazda (4) microcontroler (35) mountain lion (2) music (37) netbook (1) nugnux (6) os x (36) php (1) Physicist (29) Picture (3) programming (189) Python (109) S2 (13) software (7) Soliloquy (125) Ubuntu (5) unix (4) Video (8) wayang (3) yosemite (3)