Nugroho's blog.

Friday, March 4, 2016

Filosofi Cethik Geni.


 Ada pemantik api, untuk membuat api.

 Optional: minyak, untuk memudahkan api nyala.

 Ada hurub-hurub, sesuatu yang gampang nyala, cepat habis, tak bisa untuk masak. Biasanya berupa kertas, kawul (bekas memasrah kayu)

 Ada kayu bakar, susah nyala, tetapi begitu nyala akan efektif untuk apapun. Dan selama ada kayu bakar, tetap ada api. Untuk masak.

 Ada bonggol, lebih susah nyala, juga susah mati. Habisnya lama. Digunakan sebagai penstabil. Juga dapat digunakan sebagai penyimpan api karena bara bisa bertahan semalaman untuk digunakan membuat api esok paginya, dengan menambahkan hurub-hurub atau langsung dengan kayu.

 Mana filosofinya?

 Uh, oh..., itu tadi bukan ya? Ups, ...

 #Naya

Tujuan.

 #Kinanthi

 "Halo"

 Ku-sms kenapa gak balas?

 Status BBM ku juga cari kamu, kok gak respon. Message-ku juga gak dibalas, di-read pun tidak

 Di WA juga cuma centang dua abu-abu.

 Ditelpon gak diangkat. Memangnya kamu kemana sih?

 "Lah, kamu sekarang sedang ngomong sama siapa?"

 Eh, sama kamu

 "Trus ada perlu apa?"

 Malas ah, ngulang, sudah ku-SMS tadi.

 "Tapi kamu gak malas ngomel sedemikian panjangnya"

 "Lha kamu, dihubungi di mana-mana gak balas"

 "Sekarang kan sudah ketemu, ada apa?"

 "Huh, baca saja WA dariku"

 "Lebih cepat kalo kamu ngomong langsung sekarang"

 "Males, sudah capek-capek nulis banyak malah gak dibaca"

 ...

 "OK, tunggu sejam lagi kalo gitu. Ku pulang dulu ambil hp, tadi gak kubawa"

 ...

#EdisiError
#Kinanthi

Iseng

 #Kinanthi

 Pernah melihat status bernada keluhan?

 Juga status yang bercerita betapa sial harinya.

 Juga status patah hati.

 Jika menemui status semacam itu coba tulis (kalau berani) di kolom komentar: "kasihan" dan lihat reaksinya.

 "Gak butuh belas kasihan, aku cuma ....."

 "cuma pengin dunia tahu kalo aku, ..."

 Setelah dia nulis panjang lebar bahwa dia tak perlu dikasihani, bahwa dia hanya ingin dunia tahu kalau dia sedang sial, bahwa dia baru saja di-'buang', bahwa dia baru saja diperlakukan tidak adil.

 Coba tulis lagi: "kasihan"

 Dan lihat betapa marahnya sang poster, :)

 Karena dia memang sedang membutuhkan belas kasihan, :P


#edisiError
#Kinanthi

Copy paste

 #Kinanthi


 Dulu sering,

 Baca sesuatu yang menarik

 Bagi ke teman

 Dulu sepertinya bagus, belum banyak yang memiliki kemudahan akses internet

 Sekarang, semua mudah diakses

 Copy paste? Menambah lalulintas data

 Harusnya link saja

 Toh sekarang juga jarang baca.

 Bisakah mencegah?

 Susah,

 Lha?

 Gampang:

 Copy lagi post yang baru disharing, paste di tempat yang sama,  namun sebelum dikirim, arahkan kursor ke tengah, paste lagi, arahkan ke tengah lagi san paste lagi (dapat dilakukan beberapa kali lagi sesuai selera) baru tekan tombol kirim

 Misal tidak ingin mengganggu forum, dapat dikirimkan langsung ke tukang copy paste yang kita inginkan, :)

Sosial


 #Kinanthi

 Baca sebuah status perkenalan:

 Halo, saya pendatang baru, ingin dapat kenalan banyak di sini.

 Tapi jangan macam-macam ya.

 Bicara sopan.

 Tak perlu tanya ini, itu.

 Jangan langsung minta foto.

 Gak mau ngobrol jorok.

 Gak usah sok dekat deh.

 Tak perlu ini.

 Jangan nulis yang menjurus masalah sex

 Gak perlu tanya status.

 ...

 Trus ngapain kamu di sini?

Jangan

 #Megatruh

 Jangan menyeret orang lain untuk apapun

 Meski melakukan kebaikan? Ya, karena mungkin saja dia tak punya waktu

 Tak punya waktu untuk kebaikan? Ya, mungkin waktu dia sedang padat tuk melakukan kebaikan yang lain yang bahkan kamu tidak tahu.

 Bukankah kebaikan yang kuajak dia melakukan bersamaku lebih penting?

 Tentu saja itu lebih penting, bagimu.

 Tapi pahalanya? surganya? Lah, itu kan targetmu. Mungkin dia mengejar surga yang berbeda darimu.

Solilokui

 #Megatruh

 Sering melihat sesuatu yang bertentangan. Jadi ingat kata Pak Kas: Orang itu bicara A tapi maksudnya B, wajahnya C tapi hatinya D, tujuannya Y tapi muter muter ke Z (Kastunut, di #InteligensiEmbunPagi, #Supernova, @DeeLestari)

 Dia bukan tak mau kebaikan, dia hanya tak mau dipaksa.

 Bukannya tak mau baca tulisan tentang cara-cara masuk surga.

 Dia tidak berbincang dengan seseorang yang tiap kelakuannya dihitung dengan seberapa pahala yang akan diterimanya.

 Dia tidak suka sistem kejar setoran pahala.




 Sedapat mungkin dia tidak berada di lingkungan yang suka memposting tulisan kontroversial yang dikemas dalam bentuk petuah agama. Petuah yang hampir selalu memancing konflik.

 Dia dengan sangat memohon agar semua orang yang berhubungan dengannya memaklumi fobia dia terhadap "orang taat". Dua sahabat lamanya tergolong tipe seperti itu dan beristri banyak. Dia tak mempermasalahkan itu, seandainya temannya tidak mentelantarkan istri-istrinya.

 Bukannya dia tidak mau "ndhobel", namun dia sudah membayangkan betapa pusingnya menghidupi anggota keluarga sebanyak itu. Dan dia masih single.

 Dia juga menjauhi atau setidaknya menghindari dari bertemu dengan seorang wanita yang suka memposting kewajiban suami di facebook. Sepertinya justru wanita itu yang tak melakukan kewajiban dengan baik. Dia juga berpikir bahwa postingan itu merupakan cara yang ampuh untuk memulai pertengkaran rumah tangga.

 Juga wanita yang suka memposting semacam "10 ciri suami idaman". Dia berpikir, tentu saja ada suami seperti itu, dan kemungkinan besar tak akan menikahi tukang posting hal-hal aneh seperti itu. Dia juga berpikir bahwa posting semacam itu justru mengintimidasi pacar/suami si wanita.

 Atau teman lama yang jadi ibu rumah tangga full time. Yang saking nganggurnya, kerjaannya memposting status menyindir suami yang gak pulang-pulang.

 Dia melihat tipe-tipe tersebut seringkali melupakan kewajiban dirinya dan sibuk mengurusi orang lain.

 Di ekstrim lain, dia menilai orang dengan tipe-tipe tersebut sibuk menghitung pahala diri sendiri yang diharapkan dapat digunakan sebagai tiket untuk ke surga kelas VVIP.

 Apakah Megatruh tak ingin ke surga? Well, dia tidak keberatan masuk surga.

 Kenapa tidak berlomba-lomba mencari pahala?

 Ah, tentang itu dia berpegang pada sebuah janji. Janji yang mengatakan bahwa cukup dengan keyakinan, hanya dengan percaya sampai akhir, maka seseorang akan dijamin masuk surga.

 Eh, janji itu akan ditepati kan?

 (matikutu)

 Dia merasa cukup di surga paling bawah. Bahkan dia merasa, saat ini dia sudah menikmati hidup tanpa perlu serakah menumpuk pahala dengan berbagai cara. Jika dia mendapat surga seperti kehidupan dia saat ini, tanpa ditambah apapun, dia sudah cukup senang.

 Bukankah bersyukur itu juga sebuah kenikmatan?

 Ok, tapi jika kamu seperti sekarang ini, kamu akan dilempar ke neraka dulu jutaan tahun sebelum akhirnya dimasukkan ke surga.

 Tentang itu dia juga sudah punya jawaban: bukankah surga, dengan segala kenikmatannya, baru akan benar-benar dinikmati jika kita telah mengalami segala siksa dan kesengsaraan?

 Seperti nasi tanpa lauk bagi orang yang dua hari tidak makan.

323f (5) amp (1) android (12) apple (7) arduino (18) art (1) assembler (21) astina (4) ATTiny (23) blackberry (4) camera (3) canon (2) cerita (2) computer (106) crazyness (11) debian (1) delphi (39) diary (286) flash (8) fortran (6) freebsd (6) google apps script (8) guitar (2) HTML5 (10) IFTTT (7) Instagram (7) internet (12) iOS (5) iPad (6) iPhone (5) java (1) javascript (1) keynote (2) LaTeX (6) lazarus (1) linux (29) lion (15) mac (28) macbook air (8) macbook pro (3) macOS (1) Math (3) mathematica (1) maverick (6) mazda (4) microcontroler (35) mountain lion (2) music (37) netbook (1) nugnux (6) os x (36) php (1) Physicist (29) Picture (3) programming (189) Python (109) S2 (13) software (7) Soliloquy (125) Ubuntu (5) unix (4) Video (8) wayang (3) yosemite (3)