Friday, June 3, 2016
To Tu Do Du.
Pagi, mau bikin kopi.
"Ibuk..."
Adek jalan ke dapur.
"Loh, adik sudah bangun, pinter" Kataku sambil buka stoples gula.
"Ibuk" sambil meluk kakiku
"Ibuk masih mandi, dek". Kuisi gelas dengan tiga sendok teh gula, (ehm, harusnya sendok kopi, err..., sendok gula, ...)
"Ayah, ibuk mandi?"
"Iya" Kataku sambil menaruh stoples gula ke rak plastik hijau di atas meja.
"Ayah bikin tupi?"
"Iya, ayah bikin kopi"
"Ayok yah, to dopan" katanya mengajak ke depan. Gak jadi bikin kopi.
Adek nggandheng tanganku, diajak ke ruang tamu.
"Adek damun tendili"
"Iya pinter, adek bangun sendiri"
"Ayah, pintunya dibuka"
Kubuka pintu depan.
"Ayah, pake tatu"
Kupakaikan sepatu orange favorit baru-nya.
"Ke Dude" katanya sambil menarik tanganku, minta diantar.
"Loh, ke rumah Budhe? Gak mandi dulu"
"Mandi sama Dude saja" Kata adek.
"Ndak tunggu maem?" Biasanya habis mandi ibuk langsung menyiapkan bekal Alfa Beta tuk dimakan di rumah Budhe.
Seakan teringat sesuatu "Bawa iPad", walah
"Iya, ayah ambilkan"
Kuambil iPad coklat, adek nunggu di depan rumah, di jalan.
Kami gandhengan tangan ke rumah Budhe.
"Ayah, ada gukguk dahat" Katanya saat lewat rumah tetangga baru yang punya anjing gak henti-hentinya menggonggong
"Hehehe iya, ada gukguk jahat"
"Kalo Pabo, pintel" katanya lagi. Hm, kayaknya dia belajar hal baru lagi dari mas-nya
"Iya, kalo Pablo pinter, diam, gak teriak-teriak". Pablo adalah anjing pitbull tepat di samping rumah.
"Ayah, ke lumah mbah"
"Besok ya dek"
"Ayah masih tekolah?"
"Iya, ayah masih sekolah."
"Besok ke mbah naik dobil melah?"
"Iya, naik mobil merah"
"Adek pake dodet?"
"Ya ndak, kalo naik mobil gak usah pake jaket"
"Iya"
"Mau apa di rumah mbah dek?"
"Main sama Hahel"
"Dek Nahl". Dia secara alami menyebut seseorang dengan nama tanpa embel-embel dek atau mas atau mbak.
"Main sama adek Hahel"
"Trus apa lagi"
"Bilang mbah dodet balu"
"Joget baru? Yang mana, yang megal-megol kan mbah sudah tahu"
"Dodet haipaif"
"Oh, joget hi5 sama mas?"
"Iya. Ayah, ayah, ada dunung" katanya adek sambil lihat ke gunung kawi
"Iya, ada gunung"
"Dunungnya ditutup awan putih"
"Iya"
"Bulan pumama-nya masih bubuk?"
"Iya, bulan purnamanya-masih bubuk"
Belok di pertigaan belakang rumah budhe.
"Ayah, dunungnya ditutup bambu"
"Iya" memang ada rumpun bambu di samping rumah budhe. Menutup pandangan ke arah gunung.
Sampai di rumah Budhe, adek membuka sendiri pintu samping yang langsung berbatasan dengan tempat cuci piring. Terdengar suara denting gelas yang sedang dicuci budhe.
"Dudee...."
"Waduh cantiknya,, baru bangun ya" Kata budhe yang memang sudah siap begitu dengar suara adek
"Tadi damun sendiri"
"Ooo, bangun sendiri, ayok digodokkan air dulu sama budhe, trus mandi ya?" kata budhe.
"Iya"
"Ayah bangunkan mas dulu ya dek" Kataku.
"Iya, maem"
(Sang Pengunyah selalu ingat , :) )
"Iya, nanti ayah bawakan, dadah...."
####
Siklus yang mirip berlanjut ke sang kakak, :)
####
Sore:
"Ibuk, ambilkan totet" Kata adek sambil pegang shuttlecock ke ibuknya yang sedang serius lihat pertandingan badminton di TV.
"Apa dek?"
"Mau main totet sama mas"
"oh, raket to?"
:)
Thursday, June 2, 2016
Collision.
Here's the Code
#code
from visual import *
from random import uniform
display(center=(0,2,0),background=(1,1,1), autoscale=False, range=4.5,
width=600, height=600, forward=(-.4,-.3,-1)) #arah kamera
distant_light(direction=(1,1,1), color=color.red)
Ball = sphere(radius=2, length=4, opacity=.3)
Bola = []
n = 5
for i in arange (n):
bola = sphere(color=color.green,radius=uniform(.2,.73))
bola.pos = vector(uniform(-1.5,1.5),uniform(-1.5,1.5),uniform(-1.5,1.5))
bola.v = vector(uniform(-1,1),uniform(-1,1),uniform(-1,1))
Bola.append(bola)
dt = 1./16
def pantul():
global Bola
for bola in Bola:
r = bola.pos
v = bola.v
if mag(r)>=Ball.radius:
r = 1.9*norm(r)
vp = (dot(v,norm(r)))*norm(r)
vr = v-vp
v = vr - vp
bola.r = r
bola.v = v
for i in arange (n-1):
for j in range(i+1, n):
ri = Bola[i].pos
rj = Bola[j].pos
vi = Bola[i].v
vj = Bola[j].v
rc = rj-ri
if Bola[i].radius+Bola[j].radius>mag(rc):
vpi = dot(vi,norm(rc))*norm(rc)
vri = vi-vpi
vpj = -dot(vj,norm(rc))*norm(rc)
vrj = vj-vpj
vi = vpj+vri
vj = vpi+vrj
Bola[i].v = vi
Bola[i].v = vj
def proses():
for bola in Bola:
r = bola.pos
v = bola.v
a = vector(0,0,0)
v += a*dt
r += v*dt
bola.pos = r
pantul()
while 1:
rate(37)
proses()
Wednesday, June 1, 2016
Jaket Norak Kuning Menyala.
Banyak fungsinya.
Tidak dingin saat ngampus pagi-pagi
Atau saat pulang dari kampus malam-malam
Bisa berfungsi sebagai jas hujan karena anti air. Tapi percuma juga karena celana juga tetap basah. Fungsi jaket norak kuning ini adalah melindungi tubuh bagian atas. Celanaku tidak kugunakan di tubuh bagian atas, jadi tetap basah.
Agak mendingan untuk jalan ke parkiran saat hujan. Ada hoodie-nya.
Yang paling penting, dengan memakai jaket norak kuning menyala secara konsisten setiap hari, satpam penjaga gerbang jadi hafal dan tak perlu menunjukkan STNK untuk keluar kampus.
Sepertinya mereka berpikir hanya satu orang di kampus ini yang berani memakai jaket model gitu. Dan karena maling pun males mencuri jaket gituan, maka yang melintas tiap hari dengan jaket yang warnanya bikin sakit mata itu pasti hanya satu orang yang sama.
:)
#Naya
#edisiError
The Trials of Apollo: The Hidden Oracle
“Percy waved vaguely toward the north. “She’s in Boston for a few weeks. Some family emergency. The point is—”
Excerpt From: Rick Riordan. “The Hidden Oracle.”
So, the timeline is about the same time as Magnus Chase The Sword of Summer
Rick is very busy this last year, :)
Sunday, May 29, 2016
Bouncing Ball inside a Cone
I use vector projection and rejection to calculate velocity after bouncing the side of cone, :)
#code
from visual import *
from random import uniform
display(center=(0,2,0),background=(1,1,1), autoscale=False, range=4.5,
width=600, height=600, forward=(-.4,-.3,-1)) #arah kamera
distant_light(direction=(1,1,1), color=color.red)
Cone = cone(pos = (0,0,0), axis=(0,5,0), radius = 3, opacity = .2)
bola = sphere(color=color.green,radius=.2)
bola.y = 1
bola.x = -1
bola.z = 1
v = vector(1,-1,0)
dt = 1./16
r = bola.pos
rc = Cone.radius
h = vector(Cone.axis)
def pantul():
global r,v
#tumbukan dengan lantai
if r.y<0:
r.y = 0
v.y *= -1
rp = vector(r.x,0,r.z)
hb = h.y - r.y
rmaks = hb/h.y*rc
c = h-rmaks*norm(rp) #vektor garis singgung
#selimut kerucut dengan bidang singgung
#tumbukan dengan selimut kerucut
if mag(rp)>rmaks:
rp = norm(rp)*rmaks
r = vector(rp.x,r.y,rp.z)
vp = dot(v,norm(c))*norm(c)
v = 2*vp-v
print v
def proses():
global r,v
a = vector(0,0,0)
v += a*dt
r += v*dt
bola.pos = r
pantul()
while 1:
rate(37)
proses()
Daun Jatuh.
Megatruh: Apa-apaan ini Kin?
Kinanthi: Apanya yang apa-apaan Meg?
M: Puisimu ini?
K: Kamu baca puisiku? Wow, horee..., aku punya tambahan penggemar
M: Puisinya bagus...
K: ...dari nol penggemar menjadi satu pengemar...
M: ...tapi tak logis.
K: ...dan semua penggemarku, yang cuma satu itu, bilang bagus.
M: Yeah, tapi gak logis.
K: Gakpapa, yang penting ada bagus-nya.
M: Masak disini kamu tulis Daun jatuh tak membenci angin. Lha jelas daun yang jatuh gara-gara angin itu kan daun tua yang kering, tentu saja pasrah saja dia tertiup angin.
K: Puisi kan gak perlu logis to Meg.
M: Ini bukan puisi penambah semangat.
K: Memang bukan. Puisiku yang ini tentang pasrah setelah berusaha.
M: Lha kalau gambarannya daun jatuh karena angin, berarti pasrah sampai tua dong.
K: Eh, iya juga.
M: Harusnya bikin yang menambah semangat atau tahan banting atau bertahan semacam Daun yang kuat takkan jatuh sekalipun badai.
K: Wah, trims Meg, ide bagus buat bahan puisi baruku
M: ...
Kinanthi: Apanya yang apa-apaan Meg?
M: Puisimu ini?
K: Kamu baca puisiku? Wow, horee..., aku punya tambahan penggemar
M: Puisinya bagus...
K: ...dari nol penggemar menjadi satu pengemar...
M: ...tapi tak logis.
K: ...dan semua penggemarku, yang cuma satu itu, bilang bagus.
M: Yeah, tapi gak logis.
K: Gakpapa, yang penting ada bagus-nya.
M: Masak disini kamu tulis Daun jatuh tak membenci angin. Lha jelas daun yang jatuh gara-gara angin itu kan daun tua yang kering, tentu saja pasrah saja dia tertiup angin.
K: Puisi kan gak perlu logis to Meg.
M: Ini bukan puisi penambah semangat.
K: Memang bukan. Puisiku yang ini tentang pasrah setelah berusaha.
M: Lha kalau gambarannya daun jatuh karena angin, berarti pasrah sampai tua dong.
K: Eh, iya juga.
M: Harusnya bikin yang menambah semangat atau tahan banting atau bertahan semacam Daun yang kuat takkan jatuh sekalipun badai.
K: Wah, trims Meg, ide bagus buat bahan puisi baruku
M: ...
Saturday, May 28, 2016
Subscribe to:
Posts (Atom)
My sky is high, blue, bright and silent.
Nugroho's (almost like junk) blog
By: Nugroho Adi Pramono
323f
(5)
amp
(1)
android
(12)
apple
(7)
arduino
(18)
art
(1)
assembler
(21)
astina
(4)
ATTiny
(23)
blackberry
(4)
camera
(3)
canon
(2)
cerita
(2)
computer
(106)
crazyness
(11)
debian
(1)
delphi
(39)
diary
(286)
flash
(8)
fortran
(6)
freebsd
(6)
google apps script
(8)
guitar
(2)
HTML5
(10)
IFTTT
(7)
Instagram
(7)
internet
(12)
iOS
(5)
iPad
(6)
iPhone
(5)
java
(1)
javascript
(1)
keynote
(2)
LaTeX
(6)
lazarus
(1)
linux
(29)
lion
(15)
mac
(28)
macbook air
(8)
macbook pro
(3)
macOS
(1)
Math
(3)
mathematica
(1)
maverick
(6)
mazda
(4)
microcontroler
(35)
mountain lion
(2)
music
(37)
netbook
(1)
nugnux
(6)
os x
(36)
php
(1)
Physicist
(29)
Picture
(3)
programming
(189)
Python
(109)
S2
(13)
software
(7)
Soliloquy
(125)
Ubuntu
(5)
unix
(4)
Video
(8)
wayang
(3)
yosemite
(3)