Nugroho's blog.

Wednesday, March 16, 2016

Hanya Cerita, Bukan Review. #IEP @DeeLestari


 Saya suka JK Rowling, Rick Riordan, Dan Brown, ... You know, they're the best seller authors in their genre. Mereka melakukan riset sebelum menulis, hal yang sama yang dilakukan oleh Dee Lestari. Juga yang menjadikannya Dee kujajarkan dengan mereka.

 JK Rowling mengumpulkan data dan fakta tentang sihir, legenda dan budaya yang kemudian diadaptasi. Juga karakter yang kadang ada ada di dunia nyata dan sifatnya mirip (contoh favorit saya adalah Sybill Trelawney, guru ramalan, yang berkepribadian ganda. Ada tokoh bernama Sybill di dunia nyata, bahkan ada buku yang ditulis tentang dia, dan dia punya enam belas kepribadian, :) ).

 Rick Riordan menempuh jalur lain. Jika JK Rowling menggabungkan berbagai legenda di dunia menjadi satu dunia, dunia Harry Potter. Rick fokus ke legenda di satu bagian dunia, seperti Yunani, dan menjadikannya satu serial (dua seri jika kita masukkan masukkan mitologi Romawi di Heroes of Olympus).

 Mitologi Mesir dijadikannya serial novel yang lain (Kane Chronicles). Dan sekarang novel serial  Rick yang sedang berjalan adalah serial Magnus Chase, anak Frey, dewa di mitologi Norse, yang bersepupu dengan Annabeth (tokoh utama dari seri lain, mitologi Yunani, dia anak dari Athena).

Dee juga melakukan riset.

Dee Lestari bahkan harus riset ke Sianjur Mula-Mula dan mempelajari kosmologi Batak saat menulis Gelombang. Dia melakukan wawancara dengan pemandu di Tanjung Puting saat menulis Partikel dengan pertanyaan spesifik seperti, bagaimana warna sungai-nya, baunya, ..., sesuatu yang tidak dapat dicari di google.

Asal kata gugus di Supernova, semua tahu gugus itu artinya apa. Tetapi meski demikian, banyak sekali "arti" gugus dan penggunaan atau pengertian yang kurang tepat akan beda rasanya. Di wawancara dengan Desy Anwar, Dee menggunakan kata gugus dalam Pramuka, yeah Pramuka, :) . Dari  situ juga akhirnya tahu kalau Dee (mungkin) suka dengan Pramuka saat kecil, atau malah ikut Jambore Nasional 91 yang diceritakan lewat Mpret. ("... gerak langkah, satu padu...", langsung tergiang lagu Jambore 91 yang sering dinyanyikan di TVRI, saat itu saya masih SD, :) )

Bagian dua Supernova terdiri dari empat buku. Yang juga terpisah menjadi dua bagian, terbentang sekitar sepuluh tahun. Akar dan Petir, Partikel dan Gelombang. Saya suka kontras di sini, juga (mungkin) karena latar belakang fisika saya. Akar di bawah, petir di atas. Satu di bumi, satu di langit. Ada apa memangnya? Ndak tahu saya, cuma suka saja sama kontrasnya. Dee pernah membahas di salah satu wawancara.

Partikel dan Gelombang, dua entitas yang berbeda, mereka memiliki sifat saling asing. Partikel terlokalisir di satu tempat, gelombang bisa memenuhi ruang. Pun demikian, kedua sifat tersebut ada dalam cahaya. Cahaya adalah gelombang, ups, dia juga bisa bertingkah seperti partikel, :)

Dee melakukan riset. Dan dari situ menulis marathon dari Partikel hingga IEP, membayar hutang bertahun tahun. Melahirkan Zarah dan Alfa yang namanya bahkan sudah ada sejak 2002 (eh, atau malah pas KPBJ?). Sangat produktif, tapi Dee bilang di wawancara bahwa itu karena tuntutan, seperti Elektra, yang punya keahlian tidur dari siang ke siang lagi, :P

Membaca Inteligensi Embun Pagi bagi saya seperti  membaca The Last Olympian (edisi terakhir dari Percy Jackson Series) atau Harry Potter 7.

Saat selesai melahap Harry Potter 7, ada jeda hangover beberapa minggu sampai mimpi ngobrol sama Ron dan Hermione, mimpi yang sangat vivid.

Jika sampai sekarang tetap searching hingga nyaris tanpa berharap untuk sekuel Harry Potter, saya beruntung karena Rick Riordan menerbitkan The Lost Hero sebagai novel pertama dari Serial Heroes of Olympus, serial sekuel dari serial Percy Jackson.

Dan patah hati terjadi lagi ketika menuntaskan Blood of Olympus, novel terakhir dari serial Heroes of olympus.

Hal yang sama berlipat-lipat terjadi lagi kali ini, saat kelar baca Inteligensi Embun Pagi. Novel terakhir Dee Lestari dari serial yang terentang dalam waktu lima belas tahun.

Alur IEP, seperti yang Dee katakan di berbagai interview, memang sudah gas poll dari awal. Perasaan pembaca dibuat jungkir balik dari halaman-halaman awal ketika Gio tahu bahwa  Chaska ternyata .... (ups, maap)

Cerita yang full throttle memang menjadi semacam ajang Dee untuk mentraktir pembaca setia-nya yang akan pasti dengan rakus melahap halaman demi halaman sampai lupa bernapas.

Alur yang cepat di IEP dimungkinkan karena Dee tidak perlu lagi memperkenalkan karakter-karakter dari awal. Semua sudah tahu siapa Gio, siapa Chaska, juga tahu kenapa Gio kaget karena tiba-tiba bertemu Chaska di...(ups, :) )

Tentu saja bagi pembaca yang baru kenal atau penasaran dengan Supernova yang akhir-akhir ini begitu hebahnya di berbagai linimasa dan memutuskan bahwa IEP akan menjadi buku yang pertama dibeli dan dibaca, akan langsung teler. Siapa Gio, siapa Alfa, kenapa di pesawat dia tidak suka Kell yang (ups,...)

Pembaca baru bisa memaksa lanjut dengan menebak-nebak karakter demi karakter yang tiba-tiba bermunculan di setiap keping. Tentu saja kurang bisa maksimal menikmati novel ini. Karena novel ini berisi berbagai kejutan yang mungkin tidak disukai oleh beberapa penggemar. Seperti penggemar yang cinta mati sama Bu Sati yang  (ups,...). Kejutan-kejutan seperti itu hanya akan maksimal jika sudah membaca novel sebelumnya.

Saya tahu beberapa teman akhirnya beli segebok novel Supernova lengkap. Juga tahu beberapa langsung frustrasi ketika dia mulai membaca KPBJ.

Saran saya, mulai dari Petir, atau Akar.

Jika diurutkan berdasarkan novel mana dari serial Supernova yang saya sukai, KPBJ berada di urutan paling bawah. Entah kenapa, mungkin karena saya pengajar fisika, pernah belajar fractal dan chaos dan sekarang mengajar pemrograman. Saya masih menikmati cerita Re, Rana, Diva tapi tidak dengan obrolan Dimas dan Reuben; obrolannya, bukan karakternya.

Di Akar, Petir, Partikel, dan Gelombang Dee menggunakan gaya penulisan 'aku', kata ganti orang pertama. Di beberapa hal, mereka memang seperti alter ego dari Dee.

Di IEP, Dee menggunakan gaya penulisan orang ketiga, seperti dalang. Pembaca akan sadar ada yang aneh ketika membaca dan tiba-tiba "hah, 'Bodhi melirik jam dinding'? eh bukankah seharusnya 'AKU melirik jam dinding'? ". Yeah, hal itu memang perlu karena IEP mempertemukan mereka, gaya penulisan 'aku' justru akan sangat merepotkan.

Tak ada novel lanjutan yang berpayung di bawah Supernova lagi.

Tetapi ada harapan (semoga). Banyak benih yang ditanam di IEP ini (link). Akankah benih ini tumbuh jadi serial baru? Yeah, Dee suka serial,  seperti yang dia bilang saat wawancara dengan Desi Anwar, juga tergambar di Alfa yang suka Bu ENg Cu, meskipun saya gak yakin Dee baca serial sambil naik pohon (eh, atau justru begitu sehingga tahu secara detil pohon hariara yang dipanjat Alfa, :) ). IEP banyak melahirkan pertanyaan baru.

Meski Dee bilang bahwa jikalaupun ada lanjutan dari cerita ini, namanya bukan Supernova lagi. It's OK. Rick Riordan selesai dengan Serial Percy Jackson dan melanjutkan Serial Heroes of Olympus dengan karakter yang sama. Namakan dengan apapun serialmu, akan kubaca, :P

Karena tentu saja ingin tahu bagaimana si Permata nanti.

Berharap, seperti Rick Riordan yang membikin cerita pendek tentang pertemuan-pertemuan karakter di novel-novelnya, Dee berbaik hati untuk suatu hari nanti mengobati kerinduan pembaca setianya dengan mempublish cerita pendek (yang panjang) tentang, misal, Mpret dan Elektra yang jadi hacker jalanan dan tabib keliling. :)

Dee mengatakan bahwa penulisan Supernova sedikit banyak merupakan penyaluran spiritual, pencarian jati diri. Ini adalah tema besar yang  juga secara terpisah dilakukan oleh Bodhi, Elektra, Zarah, Alfa. Selesaikah di IEP? Tentu saja tidak, karena bukan jawaban yang dicari tetapi perjalanan; proses. Akan selalu ada pertanyaan baru, pencarian baru.

Kebahagiaan adalah ketika kita berhenti menemukan kebahagiaan itu sendiri.
--Dee Lestari--

#Naya


Sunday, March 13, 2016

Hand Hammering Brass Ride Cymbal.


 I have stock ride cymball, of course it's brass, :)

 It has bright sound with much overtones and long sustain.

 Because I use my Meinl MCS 18" crash-ride as my main ride, I decide to hand hammer this ride.

 First try, litle hammering. The result has subtle difference.

 Second, more hammering, and yes..., it has more darker sound.

 Third, it's bit too much, the result is super-dark sound ride with short sustain.

 In other word, it's become trashy china cymbal.

 Searching for new/used bronze ride, :)




















Friday, March 11, 2016

Naya



 #IEP @deelestari cukup banyak menanam benih-benih ide yang bisa jadi sekuel jika dia mau. 

 Permata: plot berpusat di dia.

Bulan dan Ksatria: 
Bong sudah terbangun? 
Atau malah sudah dikonversi? 
Dari yang tersirat di IEP, dia jadi semacam umbra untuk sarvara

Ksatria dan Putri: 
Di KPBJ sudah ketemu dan pisah
Di IEP tersirat juga Re mulai "dihantui" Rana lagi. 

Jika Mpret, Foniks, adalah peretas memori, mungkinkah Ksatria dan Putri adalah peretas gerbang dan kunci yang, seperti Gio dan Zarah, dirancang untuk berpasangan. 

Bagaimana Murai? Bisakah dikonversi balik jadi peretas lagi? Apakah Firas memiliki sifat seperti Alfa, pura-pura jadi sarvara untuk menghancurkan mereka dari dalam?

Fokus ke gugus Kandara?  Mungkin saja, meski plot berpusat pada Permata. Kali ini gantian gugus Asko menjadi selingan antar keping.

Cari pengganti Mpret, Firas dan Diva: atau mungkin tidak perlu. 
Asko bisa jalan berlima. 
Kandara harusnya bisa; Ksatria [kunci], Putri[gerbang], Bintang Jatuh[mimpi] (dari Asko mungkin bisa balik ke bumi),
Bulan dan Murai bisa jadi duri dalam daging kelompok sarvara. Mungkin Bong adalah peretas kisi sehingga dipasangkan pasa Bodhi. 
Yeah, mereka kurang peretas memori karena Mpret sudah jadi bagian Asko. Tetapi karena mereka tak perlu peretas puncak. Bisa saja peretas memori baru akan lahir dari Ksatria dan Putri (err...)

Kewoy, Iksan, Miun, Mas Yono:
Ternyata mereka juga meripakan sebuah gugus. Kewoy adalah peretas kisi karena ternyata beneran bisa melihat Hantu Om Hentje... (walah, plotnya makin ngawur)

#EdisiError

Sunday, March 6, 2016

DLA Cluster in Python

 It's using random parameter, so if it'll show the different result every time it's executed.


"""
Cluster
"""
import numpy as np #untuk operasi array
import matplotlib.pyplot as plt #untuk gambar grafik
import matplotlib.animation as animation #untuk menggerakkan grafik

fig, ax = plt.subplots()

plt.ylim(0,40)
plt.xlim(0,40)
#variabel
n = 39
x0 = 19
y0 = 19
a = np.zeros((n,n))
a[x0,y0] = 1
#print a
rx = []
ry = []

#membuat garis/kurva dengan sumbu-x adalah x, sumbu-y adalah y
line, = ax.plot(x0, y0, 'o')

x0 = np.random.randint(n)
y0 = np.random.randint(n)
x = x0
y = y0

def animate(i):
global line
global x0,y0,rx,ry,n

#menentukan seed baru
x = x0 + np.random.randint(-1,2)
y = y0 + np.random.randint(-1,2)

#print 'x = ', x, ' y = ', y
#apakah keluar batas?
#apakah menyentuh cluster utama?
if (x>(n-2)) or (y>(n-2)) or (x<1) or (y<1) or\
(a[x,y-1] + a[x,y] + a[x,y+1] + a[x-1,y-1] + a[x-1,y] + a[x-1,y+1] +\
a[x+1,y-1] + a[x+1,y] + a[x+1,y+1]) >= 1:
#renew()
#update subcluster menjadi bagian dari cluster (0 ke 1)
a[x,y] = 1
for i in np.arange(len(rx)):
a[rx[i],ry[i]] = 1
#print a
ok = 0
while ok==0:
x = np.random.randint(n)
y = np.random.randint(n)
#cek
if (a[x,y]==0) and (x>1) and (y>1) and (x<(n-2))and (y<(n-2)):
ok = 1
ok = 0
#kosongkan
#print 'rx', rx
rx = []
ry = []
#print 'rx',rx

#print 'xnew = ', x, ' y = ', y

#setelah mendapatkan seed baru, rekam titiknya
rx.append(x)
ry.append(y)
x0 = x
y0 = y

line, = ax.plot(x,y,'o')
return line,

ani = animation.FuncAnimation(fig, animate, frames=777, interval=100, blit=False)
ani.save('clusterDLA.mp4',bitrate=1024)
#plt.show()



.


Friday, March 4, 2016

Filosofi Cethik Geni.


 Ada pemantik api, untuk membuat api.

 Optional: minyak, untuk memudahkan api nyala.

 Ada hurub-hurub, sesuatu yang gampang nyala, cepat habis, tak bisa untuk masak. Biasanya berupa kertas, kawul (bekas memasrah kayu)

 Ada kayu bakar, susah nyala, tetapi begitu nyala akan efektif untuk apapun. Dan selama ada kayu bakar, tetap ada api. Untuk masak.

 Ada bonggol, lebih susah nyala, juga susah mati. Habisnya lama. Digunakan sebagai penstabil. Juga dapat digunakan sebagai penyimpan api karena bara bisa bertahan semalaman untuk digunakan membuat api esok paginya, dengan menambahkan hurub-hurub atau langsung dengan kayu.

 Mana filosofinya?

 Uh, oh..., itu tadi bukan ya? Ups, ...

 #Naya

Tujuan.

 #Kinanthi

 "Halo"

 Ku-sms kenapa gak balas?

 Status BBM ku juga cari kamu, kok gak respon. Message-ku juga gak dibalas, di-read pun tidak

 Di WA juga cuma centang dua abu-abu.

 Ditelpon gak diangkat. Memangnya kamu kemana sih?

 "Lah, kamu sekarang sedang ngomong sama siapa?"

 Eh, sama kamu

 "Trus ada perlu apa?"

 Malas ah, ngulang, sudah ku-SMS tadi.

 "Tapi kamu gak malas ngomel sedemikian panjangnya"

 "Lha kamu, dihubungi di mana-mana gak balas"

 "Sekarang kan sudah ketemu, ada apa?"

 "Huh, baca saja WA dariku"

 "Lebih cepat kalo kamu ngomong langsung sekarang"

 "Males, sudah capek-capek nulis banyak malah gak dibaca"

 ...

 "OK, tunggu sejam lagi kalo gitu. Ku pulang dulu ambil hp, tadi gak kubawa"

 ...

#EdisiError
#Kinanthi

Iseng

 #Kinanthi

 Pernah melihat status bernada keluhan?

 Juga status yang bercerita betapa sial harinya.

 Juga status patah hati.

 Jika menemui status semacam itu coba tulis (kalau berani) di kolom komentar: "kasihan" dan lihat reaksinya.

 "Gak butuh belas kasihan, aku cuma ....."

 "cuma pengin dunia tahu kalo aku, ..."

 Setelah dia nulis panjang lebar bahwa dia tak perlu dikasihani, bahwa dia hanya ingin dunia tahu kalau dia sedang sial, bahwa dia baru saja di-'buang', bahwa dia baru saja diperlakukan tidak adil.

 Coba tulis lagi: "kasihan"

 Dan lihat betapa marahnya sang poster, :)

 Karena dia memang sedang membutuhkan belas kasihan, :P


#edisiError
#Kinanthi
323f (5) amp (1) android (12) apple (7) arduino (18) art (1) assembler (21) astina (4) ATTiny (23) blackberry (4) camera (3) canon (2) cerita (2) computer (106) crazyness (11) debian (1) delphi (39) diary (286) flash (8) fortran (6) freebsd (6) google apps script (8) guitar (2) HTML5 (10) IFTTT (7) Instagram (7) internet (12) iOS (5) iPad (6) iPhone (5) java (1) javascript (1) keynote (2) LaTeX (6) lazarus (1) linux (29) lion (15) mac (28) macbook air (8) macbook pro (3) macOS (1) Math (3) mathematica (1) maverick (6) mazda (4) microcontroler (35) mountain lion (2) music (37) netbook (1) nugnux (6) os x (36) php (1) Physicist (29) Picture (3) programming (189) Python (109) S2 (13) software (7) Soliloquy (125) Ubuntu (5) unix (4) Video (8) wayang (3) yosemite (3)