Lewat pertigaan antara Dieng dan Galunggung?
Di sana ada seorang bapak supeltas yang mengatur kendaraan yang mau menyeberang atau mau terus.
Beda dengan supeltas lain (mungkin ada yang lebih familier dengan sebutan "Pak Ogah", cepek?), bapa supeltas yang ini jarang menggunakan peluit. Hebatnya, jarang ada yang tidak patuh.
Mungkin karena gerakannya yang energik, mungkin karena gerakannya yang sopan (gesture-nya sangat "beda" sekaligus menghibur), mungkin karena tidak pernah teriak atau mengumpat, mungkin karena tegas namun ramah (jika ada yang nekat mau menerobos beliau dengan tegas pasang badan sambil bilang "sabar nggih, sabar...")
Apapun, sungguh menyenangkan melihat pemandangan itu di pagi hari.
(Mungkin karena gerakan yang energik, atau mungkin karena lalu lintas sudah lengang, jam 9 pagi sudah tidak di situ)
Wednesday, January 6, 2016
Tuesday, January 5, 2016
Senjata paling ampuh menghadapi tukang debat adalah diam.
Lihat, jika kita berusaha mengimbangi atau mematahkan argumen dia, kemungkinan besar akan kalah.
Ada kemungkinan kecil kita bisa mengalahkan dia dalam debat, tetapi apakah sepadan dengan waktu yang habis dan tenaga yang terkuras? Mungkin tidak.
Hal yang paling hemat energi dalam situasi debat yang menurut kita gak begitu penting adalah diam.
Pendebat akan capek sendiri.
Bagaimana jika pendebat ngotot minta kita njawab pertanyaan-pertanyaan pancingan dia? Pertanyaan-pertanyaan yang jika dijawab akan membuka pintu debat lebar-lebar
Dalam situasi ini kita perlu, menambahkan energi sedikit untuk berpikir, sebenarnya apa maunya dia? Dia suka jawaban apa? Dia setuju tentang apa?
Nah, jika menemukan jawaban, jawab pertanyaan-pertanyaan pancingan/jebakan dengan jawaban yang tidak mungkin didebat. Jawaban-jawaban yang menunjukkan bahwa kita setuju sepenuhnya dengan dia (walaupun kenyataannya lain).
Nah, dengan jawaban semacam itu, kemungkinan besar kita akan segera lepas dari dia. Apalagi yang akan didebat jika kita sepenuhnya setuju dengan dia? Yup, jangan beri bahan bakar dan amunisi untuk bahan debat dia.
Tentu saja semua saran di post ini bisa dibalik jika kita ingin efek sebaliknya (misal ketika tiba-tiba kita ingin berdebat habis-habisan dengan seseorang).
Selamat mencoba, :)
#edisiError
Sosialisasi
Internet membuat kita dapat berkomunikasi walau jarak berjauhan. Ingin ngobrol tapi jarak ribuan kilo? Tinggal buka Facebook, Skype, Line, WhatsApp, .... Aplikasi-aplikasi berlomba-lomba untuk menyuguhkan fitur yang diinginkan pengguna sekaligus menyingkirkan fitur yang dianggap merepotkan.
Masih ingat Koprol? Platform media sosial berbasis lokasi buatan Indonesia yang diakuisisi Yahoo? Yeah, mungkin ada yang malah baru dengar sekarang.
Kenapa tidak begitu bisa bersaing? Begini, Koprol memiliki fitur semacam check-in ke suatu tempat sehingga bisa mengobrol dengan orang orang di tempat tersebut. Misal check-in ke sebuah kampus, kafe atau sekedar tempat pemancingan.
Awalnya memang tampak menjanjikan, kita bisa dapat kenalan baru atau ngobrol dengan teman yang berada di tempat yang sama.
Eh, tetapi fungsi lokasi Koprol agak kurang dapat diterapkan, mungkin karena dia lahir prematur. banyak pengguna Koprol yang menggunakan komputer/laptop sehingga check-in ke sebuah loasi dilakukan secara manual, hal yang aneh karena kita bisa saja check in ke sebuah kafe padahal kenyataannya sedang di kamar kost.
Bagaimana dengan pengguna smartphone? Saat Koprol rilis, masih jarang ada smartphone degan fungsi lokasi (GPS, aGPS, ...); fitur check-in tetap dilakukan secara manual.
Ada satu yang mungkin meleset juga dari tujuan internet atau sosial media (menghubungkan dua orang yang berjauhan secara maya). Jika kita berada di lokasi yang sama, kenapa harus ngobrol secara online? :)
(Tentu saja sekarang banyak pasangan atau serombongan sahabat yang duduk di meja kafe dan asyik dengan gadget-nya masing-masing tapi itu soal lain)
Mungkin juga timing kelahiran yang terlalu cepat sehingga Koprol kurang banyak peminat (atau banyak peminat namun tak punya sarana). Dan seingat saya fitur check-in koprol tidak dapat otomatis: misal datang ke sebuah warung dan Koprol otomatis check-in di situ, atau setidaknya menawarkan untuk check-in. (Belakangan fitur ini muncul di aplikasi FourSquare).
Atau...
(abaikan)
(gak penting)
#edisiError
Masih ingat Koprol? Platform media sosial berbasis lokasi buatan Indonesia yang diakuisisi Yahoo? Yeah, mungkin ada yang malah baru dengar sekarang.
Kenapa tidak begitu bisa bersaing? Begini, Koprol memiliki fitur semacam check-in ke suatu tempat sehingga bisa mengobrol dengan orang orang di tempat tersebut. Misal check-in ke sebuah kampus, kafe atau sekedar tempat pemancingan.
Awalnya memang tampak menjanjikan, kita bisa dapat kenalan baru atau ngobrol dengan teman yang berada di tempat yang sama.
Eh, tetapi fungsi lokasi Koprol agak kurang dapat diterapkan, mungkin karena dia lahir prematur. banyak pengguna Koprol yang menggunakan komputer/laptop sehingga check-in ke sebuah loasi dilakukan secara manual, hal yang aneh karena kita bisa saja check in ke sebuah kafe padahal kenyataannya sedang di kamar kost.
Bagaimana dengan pengguna smartphone? Saat Koprol rilis, masih jarang ada smartphone degan fungsi lokasi (GPS, aGPS, ...); fitur check-in tetap dilakukan secara manual.
Ada satu yang mungkin meleset juga dari tujuan internet atau sosial media (menghubungkan dua orang yang berjauhan secara maya). Jika kita berada di lokasi yang sama, kenapa harus ngobrol secara online? :)
(Tentu saja sekarang banyak pasangan atau serombongan sahabat yang duduk di meja kafe dan asyik dengan gadget-nya masing-masing tapi itu soal lain)
Mungkin juga timing kelahiran yang terlalu cepat sehingga Koprol kurang banyak peminat (atau banyak peminat namun tak punya sarana). Dan seingat saya fitur check-in koprol tidak dapat otomatis: misal datang ke sebuah warung dan Koprol otomatis check-in di situ, atau setidaknya menawarkan untuk check-in. (Belakangan fitur ini muncul di aplikasi FourSquare).
Atau...
(abaikan)
(gak penting)
#edisiError
Tuesday, December 29, 2015
Telur Pete Rebus Tumpang Nasi?
Ambil mangkok tahan panas,
masukkan dua telur ke dalamnya, (kulitnya nggak ikut ya),
masukkan pete sesuai selera,
masukkan bersamaan dengan menanak nasi di rice cooker,
tunggu setengah jam hingga 45 menit.
Selama menunggu akan ada bonus bau harum tercium di seluruh bagian rumah, :)
Bersamaan dengan nasi yang matang, kita sekaligus mendapatkan lauk.
Praktis, :)
#EdisiError
masukkan dua telur ke dalamnya, (kulitnya nggak ikut ya),
masukkan pete sesuai selera,
masukkan bersamaan dengan menanak nasi di rice cooker,
tunggu setengah jam hingga 45 menit.
Selama menunggu akan ada bonus bau harum tercium di seluruh bagian rumah, :)
Bersamaan dengan nasi yang matang, kita sekaligus mendapatkan lauk.
Praktis, :)
#EdisiError
Unlock Tracktion for Mac (redeem)
I bought Behringer Xenyx QX1202usb, a wonderful cheap small mixer.
Turn out that it has serial number or code in it case. It allowed us to get full access for Tracktion software.
So I follow the instruction: register, got confirmation email, download.
When running the software it prompt me to choose between unlock or continue trial. Of course I went to unlock route. But when I type my email and password it get error.
Tinkering with it for some hours, the truth's hit me. Tracktion gave me T5 software link in my email. The license is for T4.
So I download T4 manually (re-register with the same email address). Installed , ran , unlocked, and... succeed.
And guess what, after I unlocked T4, I ran T5, and it suddenly became unlocked, a little surprise bonus..., :)
Turn out that it has serial number or code in it case. It allowed us to get full access for Tracktion software.
So I follow the instruction: register, got confirmation email, download.
When running the software it prompt me to choose between unlock or continue trial. Of course I went to unlock route. But when I type my email and password it get error.
Tinkering with it for some hours, the truth's hit me. Tracktion gave me T5 software link in my email. The license is for T4.
So I download T4 manually (re-register with the same email address). Installed , ran , unlocked, and... succeed.
And guess what, after I unlocked T4, I ran T5, and it suddenly became unlocked, a little surprise bonus..., :)
Monday, December 28, 2015
Ngalamania Generasi Baru
Apa beda 'umak isa apa', 'aku ora nggawa libom', 'adepes rotom ku lagi mogok', 'umak apa wis nakam?', 'wis beli soak?'
dengan
'lesek lop', 'ewul', 'aro utem', 'siw utuk?', 'kawa sanap'
?
Kelompok pertama adalah bahasa walikan khas aremania jaman dulu, kelompok kedua adalah bahasa walikan aremania jaman sekarang yang sering saya baca di pasting media sosial.
Apa bedanya?
Bahasa Ngalam kelompok pertama, yang merupakan generasi awal bahasa walikan; hanya membalik kata-kata serapan; kata-kata non bahasa jawa, misal bahasa indonesia. Konon dulu digunakan sebagai sandi, karena penjajah sedikit banyak tahu bahasa indonesia dan tidak tahu bahasa jawa maka penggunaan bahasa indonesia dibalik. Ada beberapa pegecualian seperti kata 'beli' karena jika dibalik tidak dapat dibedakan antara 'ileb' dan 'ilep', maka kata 'beli' tetap dipakai secara normal tanpa dibalik.
Karena bahasa ini merupakan bahasa yang berkembang dan masyarakat pun berkembang. Dengan seiring perkembangan teknologi dan lahirnya generasi baru Ngalamania, bahasa ini juga berkembang, meski menurut saya menuju ke arah yang membingungkan.
Eh, kenapa?
Membingungkan karena generasi baru pemakai bahasa ini membalik kata-kata secara membabibuta. Tentu saja sejak awal memang tidak ada kaidah resmi bahasa walikan. Namun jika kita membalik semua kata termasuk bahasa jawa, percakapan akan menjadi mengerikan (setidaknya bagi saya) karena otak dipaksa menganalisis dan membalik secara nonstop.
Dari dua kelompok contoh di atas, kelompok pertama lebih mudah dipahami (menurut saya), dan saya sudah familier dengan model pembalikan seperti itu selama bertahun-tahun.
Kelompok kedua? Well, sepertinya saya harus mengkalibrasi otak dulu, :)
#EdisiGakBisaTidur
Sunday, December 13, 2015
Heisenberg's Uncertainty Principle
Di tukang fotokopi, menemukan ini terpajang di dinding.
Kalau ingin MURAH dan CEPAT, jangan harap BAGUS.
Kalau ingin BAGUS dan MURAH, jangan harap CEPAT.
Kalau ingin CEPAT dan BAGUS, jangan harap MURAH.
Mungkin banyak yang tak setuju, tapi itu tulisan yang bagus.
:)
#edisiError
Kalau ingin MURAH dan CEPAT, jangan harap BAGUS.
Kalau ingin BAGUS dan MURAH, jangan harap CEPAT.
Kalau ingin CEPAT dan BAGUS, jangan harap MURAH.
Mungkin banyak yang tak setuju, tapi itu tulisan yang bagus.
:)
#edisiError
Subscribe to:
Posts (Atom)
My sky is high, blue, bright and silent.
Nugroho's (almost like junk) blog
By: Nugroho Adi Pramono
323f
(5)
amp
(1)
android
(12)
apple
(7)
arduino
(18)
art
(1)
assembler
(21)
astina
(4)
ATTiny
(23)
blackberry
(4)
camera
(3)
canon
(2)
cerita
(2)
computer
(106)
crazyness
(11)
debian
(1)
delphi
(39)
diary
(286)
flash
(8)
fortran
(6)
freebsd
(6)
google apps script
(8)
guitar
(2)
HTML5
(10)
IFTTT
(7)
Instagram
(7)
internet
(12)
iOS
(5)
iPad
(6)
iPhone
(5)
java
(1)
javascript
(1)
keynote
(2)
LaTeX
(6)
lazarus
(1)
linux
(29)
lion
(15)
mac
(28)
macbook air
(8)
macbook pro
(3)
macOS
(1)
Math
(3)
mathematica
(1)
maverick
(6)
mazda
(4)
microcontroler
(35)
mountain lion
(2)
music
(37)
netbook
(1)
nugnux
(6)
os x
(36)
php
(1)
Physicist
(29)
Picture
(3)
programming
(189)
Python
(109)
S2
(13)
software
(7)
Soliloquy
(125)
Ubuntu
(5)
unix
(4)
Video
(8)
wayang
(3)
yosemite
(3)