Nugroho's blog.

Thursday, July 10, 2014

Tuh Kan?

"Yes, jagoku menang"

"loh, kok tahu?" 

"di TPS tadi aku nunggu sampai selesai ngitung, dan menang, horee..."

"oh, menang di TPS kita saja to?"

"gak juga, sudah lihat berita di tipi? "

"aku gak lihat tipi tadi sibuk nunggu Naruto terbaru"





"dasar, apa gak pengin tahu siapa yang menang"

"lah..., resminya lak masih diumumkan nanti to"

"tapi kan sudah dapat diperkirakan lewat hitung cepat kan? di tipi sudah ada"

"wah, hebat, kenapa resminya lama sekali ya?"

"gak tau tuh"

"lha ini kenapa cepat sekali? bisa ngumpulkan data dari beberapa puluh ribu tempat"

"ya gak lah, kan statistik, jadi cuma ngambil sampel, coba deh lihat tipi"

[sambil tiduran, nyalakan tipi pake jempol tangan, berbaring di kasur depan tipi]

"loh, kamu gak nyoblos?"

"hehehe, kan sudah bilang aku tadi sibuk ngenet nunggu Naruto"

"dasar, kamu tuh... ,gak peduli dengan negara."

"kok kamu yakin? aku cuma mikir toh nanti juga gak ngefek apa-apa bagiku, mungkin sangat berpengaruh bagimu jadi kamu harus menentukan pilihan. Bagusnya, kamu gak kayak yang lain yang mati-matian bela sampai putus sama pacar atau minggat dari rumah (ups, sori kamu memang sebelum ini sudah putus ya, :) ). Anyway, karena aku lebih suka lihat Naruto tiap rabu dan jumat, ...., hei...., lha ini kok jagomu kalah? hampir lima persen lo "

"APA..., tadi menang kok"

"kamu tadi lihat tipi apa" [curiga][ganti channel sambil berbaring pake jempol kaki, remote-nya rusak]

"tunggu..., nah..., lha ini, menang dua persen. Wah, kok beda ya" [ganti channel lagi]

"lha ini juga beda"

"coba, cari lagi, ..., awas, itu volume, kecilkan lagi, pakai tangan saja, dasar jempol kaki besar, ..."

[....]

"lah ini ada tiga hasil malah, beda-beda semua"

"hehehe"

"kenapa?"

"ya begitulah statistik"

"begitu gimana? lha terus yang bener yang mana"

"yang bener ya hasil resmi nanti to"

"yee..., kalo itu juga sudah tahu, maksudku, hitungcepat-hitungcepat ini yang bener yang mana?"

"tergantung, bisa saja semua benar"

"kok bisa? jelas-jelas hasilnya beda gitu"

"itu hasil statistik, bacanya gak bisa secara langsung"

"lha terus?"

"harus ada informasi lain, paling gampang, informasi tentang berapa tingkat kesalahannya, seberapa jauh data itu bisa menyimpang

"contohnya, jika saya bilang secara statistik Jerman nanti bisa mencetak gol 2 kali ke gawang Argentina, pernyataan itu belum lengkap dan tak ada artinya

"seharusnya ada tambahan dengan tingkat kesalahan 50%, 30% atau 10%   atau dengan kesalahan 1 gol gitu semakin kecil tingkat kesalahan semakin bagus

"jika saya bilang secara statistik Jerman nanti bisa mencetak gol 2 kali ke gawang Argentina denngan tingkat kesalahan 5 gol, data seperti ini berarti bahwa Jerman bisa saja mencetak sampai 7 gol atau justru malah kebobolan sampai 3 gol

"nah, sudah tahu tingkat kesalahan masing-masing hitung cepat?" 

"gak tahu, gak lihat, hehehe..."

"lha kalo gitu mana bisa tahu kalo selisih satu persen itu bisa menang? jangan-jangan tingkat kesalahannya malah lima persen, secara aman, bisa disimpulkan bahwa itu imbang

"eh, ngomong-ngomong harapanmu kemarin terkabul gak?" [sambil nyengir]

"iya ya, kayaknya tetap panas deh, lha sama-sama sudah mendeklarasikan kemenangan jè"

"hehehe, sudah kuduga, aneh kan kalo sama-sama menang"

"iya sih, jadinya saling tuduh yang lain ngaku-ngaku menang, saling lempar curiga ke si tukang hitung"

"harusnya akan bagus kalo bisa menahan diri ya"

"iya, toh siapapun yang mengaku menang tak akan bisa berkutik terhadap hasil resmi nanti"

"kamu yakin?"

"hah? kamu kok pesimis sekali, meman apa lagi yang bisa dilakukan selain tunduk pada hasil..., oh... 

[diam tiba-tiba, paham]

"maksudmu akan protes menggugat hasil resmi ya, gak terima gitu, seperti yang sudah-sudah, menuduh ada kecurangan, demo mengerahkan massa, menuntut tuk diadakan ulang proses lagi dari awal, seperti yang sudah-sudah terjadi"

" semoga tidak"

"yeah, semoga tidak"

[hening]

"tadi sudah dapat Naruto?"

"iya"

"download?"

"iya dong"

"aku ngopi ya"

"eh, sejak kapan kamu suka Naruto"

"penasaran saja, pengin belajar, biar pola pikirnya kayak kamu. Tu gara-gara sering lihat Naruto kan?"

....

Wednesday, July 9, 2014

Brazil and Deutschland

Strange match

strange score

...and plenty of Chelsea player, :)

Monday, July 7, 2014

Mungkin (semoga tidak)

"Syukurlah, habis ini akan tenang kembali"

"Tenang gimana?"

"Ya tenang, gak ada lagi jago-jagoan, gak ada lagi musuhan di mana-mana. Sampai unfriend-unfriend-an di facebook, heheh..."

"Yeah, memang hiruk pikuk saat ini sangat kelewatan. Segi positifnya, sekarang banyak yang aktif ambil bagian ketimbang yang dulu-dulu, prosentase keikutsertaannya meroket, menakjubkan"



"Iya, ditunjang dengan berbagai fasilitas, terutama jejaring sosial, kini banyak yang muda-muda turut ambil bagian"

"Dan dengan banyak fasilitas seperti itu, potensi kecurangan, ups, bukan potensi lagi, kenyataanya, kecurangan juga meningkat berlipat-lipat, fitnah, berita-berita hoax, survei palsu. Itu masih sebatas media elektronik. Belum yang secara fisik, amplop, uang, surat, mungkin juga (hanya kemungkinan) intimidasi"

"eh..."

"kenapa?"

"iya sih, setidaknya habis ini sudah tenang lagi, sudah berakhir. Timelineku bersih lagi"

"yee, jangan girang dulu. Bagaimana jika ada yang tak terima?"

"um..."

"saya justru ngeri membayangkan dalam beberapa hari ke depan konflik horisontal akan lebih parah"

"oh..., "

"lha iya to. Sekarang, belum tahu siapa yang menang atau kalah, sudah segini panasnya, bagaimana nanti jika sudah ditentukan? Yang menang gak mungkin diam, setidaknya pasti ada gesture 'apa kubilang, menang kan?' yang kalah juga gak akan diam."

"..."

"pernah lihat berita tentang pilkada? Bagaimana dengan yang kalah, di beberapa tempat ada yang mengerahkan massa tuk protes lho, kadang malah dengan cara-cara sedikit anarkis"

"iya sih, tapi apa iya sampai segitunya?"

"lah, ini levelnya malah di atas itu lho, pendukung berskala jutaan, bayangkan..."

"hm, saya mikir dulu" 

.....

Sunday, July 6, 2014

Vegan

Minggu,

males ngampus, 

sendiri di rumah, 

ide jahil muncul. 

Masakan Vegan ... 

Kupas beberapa kentang, potong besar-besar (atau kecil), cuci, masukkan panci. 


Perlakukan tahu putih mentah dengan cara yang sama ( I don't like fried tofu). 

Cuci beberapa tomat (atau banyak tomat, kesukaanku :) ), iris tipis-tipis (atau tebal-tebal, atau kotak-kotak), masukkan panci juga, gabung dengan kentang. 

Cuci banyak cabe (atau sedikit), belah mereka, buang isinya , atau tidak usah jika suka, atau jangan dibuang tapi di tanam di halaman depan buat masak semester depan atau..., anyway, masukkan ke panci juga

(eh di kulkas ternyata banyak sasaran)

Kupas jahe, cuci, bakar, haluskan dengan cara diuleg di cobek

Kupas kunyit, cuci, haluskan juga

Ups, ada kemiri, uleg juga ah...

Juga ada merica

Ehm, lupa bumbu utama, uleg bawang merah, bawang putih dan garam di cobek, tambahkan cabe juga (yang ini diuleg, yang tadi sekedar nyemplung panci)

Hati-hati saat bekerja dengan cabe-cabean, kurang perhatian dikit tangan bisa panas (istilah jawa "wedangen"), seperti yang saya alami sekarang, post ini ditulis beberapa menit setelah nguleg cabe, :)

Masukkan hasil ulegan ke panci, dengan sendok, jika masih ada sisa di cobek dan sayang tuk dibuang, tambahkan air ke cobek, aduk dengan sendok sampai bumbu yang menempel cobek lepas, siramkan ke dalam panci, cuci cobek hingga bersih,  ups kayaknya ini juga yang bikin tangan panas. 

Masak dengan api sedang, hingga mendidih. Jangan lupa dicek rasanya, jangan-jangan kurang garam. (yang pasti sangat pedas, :) )

Siap dihabiskan, :)

(ini bukan menu)

(ini bukan petunjuk memasak)

(ini proses sungguhan)

(hanya berbagi pengalaman)






Saturday, July 5, 2014

Efisien (tidak)

"Mas, yang ini harus pake nota dulu" Kata mbak satpam cantik saat saya sedang ngantri di kasir tuk bayar evamat mini-nya Alfa tuk bikin "tower" (evamat yang di rumah biasanya tuk "garasi" karena besar).

"Ohya? Lha tadi di sana gak ada petugasnya, saya kira langsung ke kasir"

"Petugasnya merangkap di bagian elektronik mas, mari saya antar..."

(dengan senang hati :) )


Memang ternyata mbak-cantiknya ada di bagian elektronik. 

Sambil nunggu si mbak cantik nulis nota, celingak-celinguk lihat barang bagus tuk sasaran, ada kapak besar yang beberapa bulan lalu kucari-cari tapi sekarang gak ingin lagi, ada gergaji/gerinda circle yang mungkin saja berguna tuk menjebol tembok depan tuk bikin jendela ekstra, lengkap dengan berbagai macam mata pisaunya, model belian, batu asah, juga...

"Mas bayarnya di sini..."

Eh?

"Iya, bayar di sini"

Ok, baru tahu ada model seperti ini, tapi bagus juga, lebih efisien, langsung bayar, ambil barang, tak perlu ke kasir untuk...

"Nah nota ini di bawa tuk ambil barang di kasir ya mas, :) "

Apa???

(Ngantri lagi di kasir)

Serahkan nota

(Jadi kasir isinya cuma kumpulan nota?)

Dan dikasih uang kembalian...

(Eh, tadi waktu bayar di bagian mainan anak sampe lupa kalo dapat kembalian, hm...)

Baru tahu sistem seperti ini, sangat modular (kalo diibaratkan kernel linux :) ), dan kasir menjadi tempat berkumpulnya nota dan berisi uang-uang kecil untuk kembalian. 

Dari sisi manajemen, entahlah...

Dari sisi keamanan, uang tidak terpusat di kasir, kemungkinan "ketlisut" jadi besar

Dari sisi konsumen, no comment... (ups, no longer comment maksudnya, sudah terlalu banyak komentar sebelumnya :) )


Retreat to Blog

Socmed semakin panas,

Dua kubu makin aktif nge-junk (setidaknya bagi saya), 

...tanpa sadar lambat laun menjadi semakin pasif di socmed dan lebih sering menyendiri bertapa di blog, menekuni kembali trik-trik lama di LaTeX, posting hal-hal baru tentangnya, usil ngelantur tentang berbagai hal.

Paradox: karena hasil tulisan di blog muncul di timeline socmed, maka seakan-akan jadi semakin aktif posting, :)



Saya tidak yakin bahwa hiruk pikuk ini segera berlalu, bahkan sudah pikir-pikir tuk cari cara gimana misal hal ini jadi makin parah nanti, jika yang kalah jadi malah ngamuk-ngamuk, memicu konflik horizontal berkepanjangan, tentu saja socmed pun juga mungkin jadi makin amburadul timeline-nya.

Tak terpikir untuk meng-unfriend beberapa teman yang suka nulis posting negatif, bagaimanapun itu adalah informasi berharga (bisa di capture tuk bukti, :) ). 

Tak terpikir juga tuk membela atau menyerang, in Avatar world I strongly resemble Bhumi, neither positive nor negative, zero state, :)


Saturday, June 28, 2014

Konten Porno yang Lolos dari Blokir


...adalah berita, ya berita baik TV, web, atau cetak.

Bagaimana kita bisa mencegah akses ke konten vulgar jika konten-konten tersebut mudah sekali diakses.

Selain formalitas "klik jika anda 18+" yang tak berhasil mencegah anak di bawah umur mengakses konten eksplisit tentang seks, ada yang salah dengan manajemen konten.

Jika konten tentang hubungan seks yang baik diberi peringatan "18+", kenapa berita tentang pemerkosaan dan tentang pelacuran (gaya hidup, penangkapan, curhat) tak diberi label  sama sekali?

Padahal justru konten-konten tersebut terkadang sangat detil menjelaskan proses perkosaan, perselingkuhan, gaya hidup penjaja seks termasuk cara-cara membooking mereka.

(Sekarang di web sedang ramai berita tentang seorang tante yang memperkosa 6 remaja, lengkap dengan detil cara tante tersebut melakukannya.  Tak ada label "18+" di konten ini, bebas dibaca siapa saja.

Sebelumnya ada konten berisi seorang mantan istri artis "diduga tidur dengan bule", tanpa label "18+". Lanjutannya adalah ternyata bule tersebut terpergok berciuman dengan wanita lain, lengkap dengan foto ciuman bibir [walaupun disensor], juga tidak ada label "18+" di konten ini.

Tidak lama sebelum ini juga ada berita tentang publik figur wakil rakyat yang terang-terangan selingkuh dengan publik figur wakil rakyat lainnya, masing-masing sudah menikah, dengan beberapa foto ciuman yang tersebar luas. Dan anehnya, pasasangan selingkuh tersebut justru diundang ke beberapa stasiun TV untuk jadi bintang tamu TalkShow. Meski tak ada konten porno secara eksplisit. Namun pesan moralnya menurut saya sangat mengkhawatirkan: "berarti perbuatan seperti itu tidak apa-apa, malah bikin terkenal"


Mundur beberapa waktu, publik figur tertangkap pesta narkoba. Waktu kejadian dini hari dan ada artis yang juga wakil rakyat sedang "berada" di situ. Publik figur tersebut sekarang bebas, tak ada sanksi, job tetap berlimpah dan kasus sepertinya terlupakan. Tak ada yang mempermasalahkan apa yang dilakukan wanita jam tiga pagi di rumah dia. 

Agak lebih lama, seorang publik figur terekspos habis-habisan di berbagai media karena dua video rekaman pribadi adegan seks-nya dengan istri orang dan dengan pacarnya tersebar. Saya kira karirnya akan habis, tetapi ternyata justru karirnya aman-aman saja, justru sudah beberapa kali ganti pacar setelah kejadian itu.

Belum lama ini banyak konten yang mengupas detil tentang remaja abg yang dikenal sebagai cabe-cabean [sebelumnya bernama kimcil], lengkap dengan ciri dan cara mendekati serta menggunakan servis mereka, tempat-tempat mereka ditemukan dan tempat-tempat hotel yang meskipun di berita konteksnya adalah "razia" tetapi mengindikasikan bahwa tempat itu digunakan untuk membawa mereka

Juga beberapa saat sebelum acara penutupan lokalisasi, ada konten-konten tentang kehidupan penghuni lokalisasi, lengkap dengan segala detilnya.
)


Memang, sekilas konten-konten tersebut adalah berita kejahatan, berita tentang tindak asusila, berita tentang perselingkuhan. Namun di sisi lain, konten tersebut juga merupakan sumber informasi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan apapun tergantung si pengakses konten.

Menurut saya justru ini dapat saja menjadi "acuan" atau dalam hal kejahatan yang tertangkap dapat menjadi "pelajaran" untuk memperbaiki "teknik" agar lolos dari jerat hukum.

Akan lebih baik jika berita-berita kriminal di TV ditayangkan tengah malam. Akan lebih susah melakukan sortir atau blokir di web, tapi setidaknya konten-konten eksplisit vulgar seperti ini seharusnya diberi label "18+", setara dengan konten tentang kosultasi seks (lihat, betapa tidak berbahayanya konten yang disebut belakangan :) )
323f (5) amp (1) android (12) apple (7) arduino (18) art (1) assembler (21) astina (4) ATTiny (23) blackberry (4) camera (3) canon (2) cerita (2) computer (106) crazyness (11) debian (1) delphi (39) diary (286) flash (8) fortran (6) freebsd (6) google apps script (8) guitar (2) HTML5 (10) IFTTT (7) Instagram (7) internet (12) iOS (5) iPad (6) iPhone (5) java (1) javascript (1) keynote (2) LaTeX (6) lazarus (1) linux (29) lion (15) mac (28) macbook air (8) macbook pro (3) macOS (1) Math (3) mathematica (1) maverick (6) mazda (4) microcontroler (35) mountain lion (2) music (37) netbook (1) nugnux (6) os x (36) php (1) Physicist (29) Picture (3) programming (189) Python (109) S2 (13) software (7) Soliloquy (125) Ubuntu (5) unix (4) Video (8) wayang (3) yosemite (3)