"Syukurlah, habis ini akan tenang kembali"
"Tenang gimana?"
"Ya tenang, gak ada lagi jago-jagoan, gak ada lagi musuhan di mana-mana. Sampai unfriend-unfriend-an di facebook, heheh..."
"Yeah, memang hiruk pikuk saat ini sangat kelewatan. Segi positifnya, sekarang banyak yang aktif ambil bagian ketimbang yang dulu-dulu, prosentase keikutsertaannya meroket, menakjubkan"
"Iya, ditunjang dengan berbagai fasilitas, terutama jejaring sosial, kini banyak yang muda-muda turut ambil bagian"
"Dan dengan banyak fasilitas seperti itu, potensi kecurangan, ups, bukan potensi lagi, kenyataanya, kecurangan juga meningkat berlipat-lipat, fitnah, berita-berita hoax, survei palsu. Itu masih sebatas media elektronik. Belum yang secara fisik, amplop, uang, surat, mungkin juga (hanya kemungkinan) intimidasi"
"eh..."
"kenapa?"
"iya sih, setidaknya habis ini sudah tenang lagi, sudah berakhir. Timelineku bersih lagi"
"yee, jangan girang dulu. Bagaimana jika ada yang tak terima?"
"um..."
"saya justru ngeri membayangkan dalam beberapa hari ke depan konflik horisontal akan lebih parah"
"oh..., "
"lha iya to. Sekarang, belum tahu siapa yang menang atau kalah, sudah segini panasnya, bagaimana nanti jika sudah ditentukan? Yang menang gak mungkin diam, setidaknya pasti ada gesture 'apa kubilang, menang kan?' yang kalah juga gak akan diam."
"..."
"pernah lihat berita tentang pilkada? Bagaimana dengan yang kalah, di beberapa tempat ada yang mengerahkan massa tuk protes lho, kadang malah dengan cara-cara sedikit anarkis"
"iya sih, tapi apa iya sampai segitunya?"
"lah, ini levelnya malah di atas itu lho, pendukung berskala jutaan, bayangkan..."
"hm, saya mikir dulu"
.....
Monday, July 7, 2014
Sunday, July 6, 2014
Vegan
Minggu,
males ngampus,
sendiri di rumah,
ide jahil muncul.
Masakan Vegan ...
Kupas beberapa kentang, potong besar-besar (atau kecil), cuci, masukkan panci.
Perlakukan tahu putih mentah dengan cara yang sama ( I don't like fried tofu).
Cuci beberapa tomat (atau banyak tomat, kesukaanku :) ), iris tipis-tipis (atau tebal-tebal, atau kotak-kotak), masukkan panci juga, gabung dengan kentang.
Cuci banyak cabe (atau sedikit), belah mereka, buang isinya , atau tidak usah jika suka, atau jangan dibuang tapi di tanam di halaman depan buat masak semester depan atau..., anyway, masukkan ke panci juga
(eh di kulkas ternyata banyak sasaran)
Kupas jahe, cuci, bakar, haluskan dengan cara diuleg di cobek
Kupas kunyit, cuci, haluskan juga
Ups, ada kemiri, uleg juga ah...
Juga ada merica
Ehm, lupa bumbu utama, uleg bawang merah, bawang putih dan garam di cobek, tambahkan cabe juga (yang ini diuleg, yang tadi sekedar nyemplung panci)
Hati-hati saat bekerja dengan cabe-cabean, kurang perhatian dikit tangan bisa panas (istilah jawa "wedangen"), seperti yang saya alami sekarang, post ini ditulis beberapa menit setelah nguleg cabe, :)
Masukkan hasil ulegan ke panci, dengan sendok, jika masih ada sisa di cobek dan sayang tuk dibuang, tambahkan air ke cobek, aduk dengan sendok sampai bumbu yang menempel cobek lepas, siramkan ke dalam panci, cuci cobek hingga bersih, ups kayaknya ini juga yang bikin tangan panas.
Masak dengan api sedang, hingga mendidih. Jangan lupa dicek rasanya, jangan-jangan kurang garam. (yang pasti sangat pedas, :) )
Siap dihabiskan, :)
(ini bukan menu)
(ini bukan petunjuk memasak)
(ini proses sungguhan)
(hanya berbagi pengalaman)
Saturday, July 5, 2014
Efisien (tidak)
"Mas, yang ini harus pake nota dulu" Kata mbak satpam cantik saat saya sedang ngantri di kasir tuk bayar evamat mini-nya Alfa tuk bikin "tower" (evamat yang di rumah biasanya tuk "garasi" karena besar).
"Ohya? Lha tadi di sana gak ada petugasnya, saya kira langsung ke kasir"
"Petugasnya merangkap di bagian elektronik mas, mari saya antar..."
(dengan senang hati :) )
Memang ternyata mbak-cantiknya ada di bagian elektronik.
Sambil nunggu si mbak cantik nulis nota, celingak-celinguk lihat barang bagus tuk sasaran, ada kapak besar yang beberapa bulan lalu kucari-cari tapi sekarang gak ingin lagi, ada gergaji/gerinda circle yang mungkin saja berguna tuk menjebol tembok depan tuk bikin jendela ekstra, lengkap dengan berbagai macam mata pisaunya, model belian, batu asah, juga...
"Mas bayarnya di sini..."
Eh?
"Iya, bayar di sini"
Ok, baru tahu ada model seperti ini, tapi bagus juga, lebih efisien, langsung bayar, ambil barang, tak perlu ke kasir untuk...
"Nah nota ini di bawa tuk ambil barang di kasir ya mas, :) "
Apa???
(Ngantri lagi di kasir)
Serahkan nota
(Jadi kasir isinya cuma kumpulan nota?)
Dan dikasih uang kembalian...
(Eh, tadi waktu bayar di bagian mainan anak sampe lupa kalo dapat kembalian, hm...)
Baru tahu sistem seperti ini, sangat modular (kalo diibaratkan kernel linux :) ), dan kasir menjadi tempat berkumpulnya nota dan berisi uang-uang kecil untuk kembalian.
Dari sisi manajemen, entahlah...
Dari sisi keamanan, uang tidak terpusat di kasir, kemungkinan "ketlisut" jadi besar
Dari sisi konsumen, no comment... (ups, no longer comment maksudnya, sudah terlalu banyak komentar sebelumnya :) )
Retreat to Blog
Socmed semakin panas,
Dua kubu makin aktif nge-junk (setidaknya bagi saya),
...tanpa sadar lambat laun menjadi semakin pasif di socmed dan lebih sering menyendiri bertapa di blog, menekuni kembali trik-trik lama di LaTeX, posting hal-hal baru tentangnya, usil ngelantur tentang berbagai hal.
Paradox: karena hasil tulisan di blog muncul di timeline socmed, maka seakan-akan jadi semakin aktif posting, :)
Saya tidak yakin bahwa hiruk pikuk ini segera berlalu, bahkan sudah pikir-pikir tuk cari cara gimana misal hal ini jadi makin parah nanti, jika yang kalah jadi malah ngamuk-ngamuk, memicu konflik horizontal berkepanjangan, tentu saja socmed pun juga mungkin jadi makin amburadul timeline-nya.
Tak terpikir untuk meng-unfriend beberapa teman yang suka nulis posting negatif, bagaimanapun itu adalah informasi berharga (bisa di capture tuk bukti, :) ).
Tak terpikir juga tuk membela atau menyerang, in Avatar world I strongly resemble Bhumi, neither positive nor negative, zero state, :)
Saturday, June 28, 2014
Konten Porno yang Lolos dari Blokir
...adalah berita, ya berita baik TV, web, atau cetak.
Bagaimana kita bisa mencegah akses ke konten vulgar jika konten-konten tersebut mudah sekali diakses.
Selain formalitas "klik jika anda 18+" yang tak berhasil mencegah anak di bawah umur mengakses konten eksplisit tentang seks, ada yang salah dengan manajemen konten.
Jika konten tentang hubungan seks yang baik diberi peringatan "18+", kenapa berita tentang pemerkosaan dan tentang pelacuran (gaya hidup, penangkapan, curhat) tak diberi label sama sekali?
Padahal justru konten-konten tersebut terkadang sangat detil menjelaskan proses perkosaan, perselingkuhan, gaya hidup penjaja seks termasuk cara-cara membooking mereka.
(Sekarang di web sedang ramai berita tentang seorang tante yang memperkosa 6 remaja, lengkap dengan detil cara tante tersebut melakukannya. Tak ada label "18+" di konten ini, bebas dibaca siapa saja.
Sebelumnya ada konten berisi seorang mantan istri artis "diduga tidur dengan bule", tanpa label "18+". Lanjutannya adalah ternyata bule tersebut terpergok berciuman dengan wanita lain, lengkap dengan foto ciuman bibir [walaupun disensor], juga tidak ada label "18+" di konten ini.
Tidak lama sebelum ini juga ada berita tentang publik figur wakil rakyat yang terang-terangan selingkuh dengan publik figur wakil rakyat lainnya, masing-masing sudah menikah, dengan beberapa foto ciuman yang tersebar luas. Dan anehnya, pasasangan selingkuh tersebut justru diundang ke beberapa stasiun TV untuk jadi bintang tamu TalkShow. Meski tak ada konten porno secara eksplisit. Namun pesan moralnya menurut saya sangat mengkhawatirkan: "berarti perbuatan seperti itu tidak apa-apa, malah bikin terkenal"
Mundur beberapa waktu, publik figur tertangkap pesta narkoba. Waktu kejadian dini hari dan ada artis yang juga wakil rakyat sedang "berada" di situ. Publik figur tersebut sekarang bebas, tak ada sanksi, job tetap berlimpah dan kasus sepertinya terlupakan. Tak ada yang mempermasalahkan apa yang dilakukan wanita jam tiga pagi di rumah dia.
Agak lebih lama, seorang publik figur terekspos habis-habisan di berbagai media karena dua video rekaman pribadi adegan seks-nya dengan istri orang dan dengan pacarnya tersebar. Saya kira karirnya akan habis, tetapi ternyata justru karirnya aman-aman saja, justru sudah beberapa kali ganti pacar setelah kejadian itu.
Belum lama ini banyak konten yang mengupas detil tentang remaja abg yang dikenal sebagai cabe-cabean [sebelumnya bernama kimcil], lengkap dengan ciri dan cara mendekati serta menggunakan servis mereka, tempat-tempat mereka ditemukan dan tempat-tempat hotel yang meskipun di berita konteksnya adalah "razia" tetapi mengindikasikan bahwa tempat itu digunakan untuk membawa mereka
Juga beberapa saat sebelum acara penutupan lokalisasi, ada konten-konten tentang kehidupan penghuni lokalisasi, lengkap dengan segala detilnya.
)
Memang, sekilas konten-konten tersebut adalah berita kejahatan, berita tentang tindak asusila, berita tentang perselingkuhan. Namun di sisi lain, konten tersebut juga merupakan sumber informasi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan apapun tergantung si pengakses konten.
Menurut saya justru ini dapat saja menjadi "acuan" atau dalam hal kejahatan yang tertangkap dapat menjadi "pelajaran" untuk memperbaiki "teknik" agar lolos dari jerat hukum.
Akan lebih baik jika berita-berita kriminal di TV ditayangkan tengah malam. Akan lebih susah melakukan sortir atau blokir di web, tapi setidaknya konten-konten eksplisit vulgar seperti ini seharusnya diberi label "18+", setara dengan konten tentang kosultasi seks (lihat, betapa tidak berbahayanya konten yang disebut belakangan :) )
Friday, June 27, 2014
Thursday, June 26, 2014
Enaknya Macet di Hujan Deras
Yeah, enaknya macet di hujan deras adalah karena saya naik mobil, tuh, selesai makan di Mc D(ayat) sopir sudah menunggu, tau aja kalo sudah selesai makan, :)
...dan asyiknya lagi, kalo pake sopir tidak usah melatih kesabaran , tak usah membunyikan klakson berulang-ulang, tak usah berkreasi membuat umpatan-umpatan baru tuk para penyerobot, ...., yeah, tak usah melakukan itu semua, itu tugas sopir, hehehe...
Kenyamanan lain adalah bisa buka facebook atau twitter tanpa kehujanan (tentu saja), sambil duduk bersandar di kursi, sambil sesekali melihat keadaan di luar jendela beserta hiruk pikuknya, :)
Sayangnya, sopir yang ini gak bisa mengantar sampai rumah, jadi harus ganti sopir di sekitar Dieng Plaza, untung saja bawa payung tuk menunggu sopir angkot satunya, jalur MM,
....
Subscribe to:
Posts (Atom)
My sky is high, blue, bright and silent.
Nugroho's (almost like junk) blog
By: Nugroho Adi Pramono
323f
(5)
amp
(1)
android
(12)
apple
(7)
arduino
(18)
art
(1)
assembler
(21)
astina
(4)
ATTiny
(23)
blackberry
(4)
camera
(3)
canon
(2)
cerita
(2)
computer
(106)
crazyness
(11)
debian
(1)
delphi
(39)
diary
(286)
flash
(8)
fortran
(6)
freebsd
(6)
google apps script
(8)
guitar
(2)
HTML5
(10)
IFTTT
(7)
Instagram
(7)
internet
(12)
iOS
(5)
iPad
(6)
iPhone
(5)
java
(1)
javascript
(1)
keynote
(2)
LaTeX
(6)
lazarus
(1)
linux
(29)
lion
(15)
mac
(28)
macbook air
(8)
macbook pro
(3)
macOS
(1)
Math
(3)
mathematica
(1)
maverick
(6)
mazda
(4)
microcontroler
(35)
mountain lion
(2)
music
(37)
netbook
(1)
nugnux
(6)
os x
(36)
php
(1)
Physicist
(29)
Picture
(3)
programming
(189)
Python
(109)
S2
(13)
software
(7)
Soliloquy
(125)
Ubuntu
(5)
unix
(4)
Video
(8)
wayang
(3)
yosemite
(3)