Rencananya ingin ke kafe ini buat lihat situasi.
Situasi kafe.
Mau perform band di situ.
Survey lokasi.
Kebetulan ada acara teman juga hari ini, dialog seni budaya di Kopilogi.
Janjian habis isya.
Kami sudah hafal dengan sifat masing-masing, jadi berangkatlah saya jam setengah delapan, setelah mencium kening orang serumah.
Setengah delapan? Kan sampe kafe jadi jam delapan, bukannya janjian jam tujuh?
Yup, sudah saya bilang kami hafal sifat masing-masing. Saya sangat pengertian sehingga mengerti jam tujuhnya dia itu gimana.
Ups, ternyata saya salah.
Di Kopilogi sudah rame, tapi dia belum datang. Tersisa satu meja kecil yang langsung ku-klaim segera setelah pesan dobel espresso dan roti bakar keju.
Tempatnya lumayan asyik.
Meja saya terletak di bawah kanopi tepi jalan bersama dengan beberapa pasang meja kursi lain uang sudah terisi. Sepertinya kalo siang menjadi tempat parkir motor.
Duduk sendirian sambil melirik meja-meja lain yang tampaknya terdiri dari pasangan-pasangan, .... . Zeus..., sekarang hari valentine, pantas saja...
Rame juga, pesanan saya masih sekian nomor lagi. Ndak masalah, di rumah sudah menghirup kopi buatan istri. Lagipula bukan itu tujuan ke sini.
Celingak-celinguk cari tempat yang mungkin digunakan untuk live band.
Ndak nemu.
Titik-titik hujan mulai turun.
Sambil nunggu, kutulis ini, :)
Kukirim pesan ke dia, kok belum muncul? Katanya jam "tujuh".
Eh, ternyata bukan, dia tadi bilang mau ke sini setelah "isya". Walah...
Hujan rintik.
Rentang waktu yang lumayan, entah kapan dia datang.
Hujan mulai deras.
Menikmati pesanan saja, sudah tiba, :)
...dan dua jam kemudian, setelah saya memutuskan pulang, dia belum datang juga, :)