Nugroho's blog.

Friday, May 30, 2014

Bouncing Ball using Python on iPhone

Here the code

I use Pythonista on iOS



class MyScene (Scene):
def setup(self):
self.x=10.
self.y=10.
self.vx=137.
self.vy=153.
self.dt=1/64
pass
def draw(self):
background(1,1,1)
fill(0,1,0)
if(self.x>=self.size.w)or(self.x<=0):
self.vx*=-1
if(self.y>=self.size.h)or(self.y<=0):
self.vy*=-1

self.x+=self.vx*self.dt
self.y+=self.vy*self.dt

ellipse(self.x,self.y,10,10)

run(MyScene())

Game of Life using Python on iPhone

Here the Game of Life code using Python in iOS.

I use Pythonista


from scene import *

from random import choice

class MyScene (Scene):

def setup(self):
# This will be called before the first frame is drawn
self.jalan=-1
self.m =[]
self.n=[]

for i in range(0,32):
self.m.append([])
self.n.append([])
for j in range(0,48):
self.n[i].append(choice([0,1]))
self.m[i].append(0)

def neigh(self,i,j):
n=self.n
sum = n[i-1][j-1]+n[i-1][j]+n[i-1][j+1]+n[i][j-1]+n[i][j+1]+n[i+1][j-1]+n[i+1][j]+n[i+1][j+1]
return sum

def liveOrDie(self,i,j,count):
if(self.n[i][j]==0):
if(count==3):
self.m[i][j]=1
else:
self.m[i][j]=0
else:
if((count > 3)or(count < 2)):
self.m[i][j]=0
else:
self.m[i][j]=1

self.n[i][j]=self.m[i][j]

def drawCell(self):
background(0,.5,0)
for i in range(0,32):
for j in range(0,48):
if (self.n[i][j]==0):
fill(0,.1,0)
else:
fill(0,1,0)

ellipse(i*10,j*10,10,10)

def draw(self):
for i in range(1,31):
for j in range(1,47):
count=self.neigh(i,j)
self.liveOrDie(i,j,count)

self.drawCell()

run(MyScene(),frame_interval=2 )

Friday, May 2, 2014

Logis atau Berpengalaman?

Mayday. Kemarin saya melihat berita-berita di TV. Tidak keluar rumah walau libur karena ancaman macet karena demo.

Ternyata di sini tidak terlalu parah.

Hal lain yang saya perhatikan di berita adalah jika yang demo adalah teman-teman buruh maka tuntutan utamanya adalah hal-hal semacam jaminan kesehatan, hak ibu menyusui, semacam itu.

Namun jika yang demo adalah teman-teman dari mahasiswa, maka tuntutan utamanya adalah kenaikan upah buruh, :).

Kenapa bisa berbeda?

Lebih mendalam lagi, kenapa teman-teman buruh tidak menempatkan kenaikan upah sebagai tuntutan utama?


Ini hanya pemikiran saya, belum tentu sesuai dengan kenyataan. Di sini sepertinya, menurut teman-teman mahasiswa, gaji yang tinggi merupakan hal utama dan sepertinya sangat logis. Mungkin ini adalah bias dari keadaan nyata teman-teman mahasiswa, saat ini prioritas utama bukanlah hal-hal semacam jaminan kesehatan.

Di lain pihak, meskipun sepertinya logis (menurut mahasiswa), kenapa teman-teman buruh tidak menempatkan kenaikan upah sebagai prioritas utama? Secara mengejutkan, ternyata jawaban dari pertanyaan ini bisa angat logis serta mengandung banyak variabel.

Jika mereka menuntut kenaikan upah dan memaksa perusahaan melakukan itu, maka ada beberapa hal yang akan dilakukan perusahaan:
  • Jika meyetujui, maka mereka akan menyetujui kenaikan upah sampai margin keuntungan minimal mencapai batas, jika melebihi itu maka perusahaan merugi dan tidak dapat membayar upah. Pekerja jelas tidak menginginkan itu.
  • Ada perusahaan yang menyetujui kenaikan upah, namun karena tidak memiliki pos untuk menutup itu, maka diambil dari biaya kesehatan. Berdasarkan pengalaman, membayar sendiri biaya pengobatan lebih berat daripada dibiayai oleh perusahaan. Maka pekerja lebih memilih jaminan kesehatan.
  • Ada perusahaan yang menyetujui kenaikan upah namun dengan melakukan pemberhentian sebagian karyawan untuk menutupi pos tersebut. Pekerja yang setiakawan tidak menginginkan ini.
  • Ada yang selangkah lebih maju dengan meminta kenaikan UMR atau UMP sehingga semua perusahaan di daerah tersebut harus menaikkan upahnya agar seragam. Hal yang berbahaya di sini adalah beberapa perusahaan (yang setelah melakukan perhitungan mengambil kesimpulan bahwa daerah tersebut tidak lagi menguntungkan sebagai tempat usaha) memilih untuk memindahkan usahanya ke tempat lain yang lebih menguntungkan sehingga karyawan otomatis berhenti atau harus ikut ke tempat baru (yang mungkin sangat jauh). Tentu saja ini tidak diinginkan oleh pekerja.
Dengan argumen seperti itu, maka bagi saya cukup masuk akal jika para teman buruh lebih menuntut ke arah jaminan kesehatan atau hal-hal lain yang penting bagi mereka (di luar upah) dan dari sudut pandang pengusaha tidak terlalu berat untuk dilakukan.

(hanya gumamam)

Thursday, January 16, 2014

Ubuntu 13.10 Saucy Salamander

 
On my mid 2009 13 inch macbook pro running Mavericks 
 
Installed it in 10 minutes on VirtualBox, tinkering it in almost 5 hours to get compiz 3D acceleration works just right since it's running way too laggy, and finally success... It's the first time I didn't replace unity with gnome or kde (or even xfce, :) ) like the last distro version.

(by add vboxvideo module on /etc/modules)

So far so good, no new problem arise ... yet.

Saturday, November 23, 2013

Lazarus on OS X 10.9

installing

fpc
fpc-src
lazarus

an all I got is this






it seems with Maverick, Apple introduced Xcode 5 and dropped GDB in favor of the LLDB debugger. Because Lazarus doesn't support LLDB (yet), Lazarus fails running compiled applications if the Debugger (Default: GNU debugger (gdb)) isn't disabled.

Thursday, November 21, 2013

Sumur tanpa Bayangan, Miring, Nol, dan Radioaktif


"Jadi cara menentukan keliling bumi dan sumur adalah dengan cara membandingkan bayangan yang jatuh di sumur kita di siang hari tepat jam duabelas dan sumur lain yang tidak punya bayangan di tempat lain.

"Jika kita tahu jarak kita ke tempat sumur tanpa bayangan tesebut maka kita bisa membuat perbandingan.





"Misal sudut bayangan yang jatuh di sumur kita adalah theta, maka perbandingannya adalah theta dengan 360 dan jarak ke tempat sumur tanpa bayangan dengan keliling bumi.

"Karena kita tahu nilai theta dan jarak ke sumur tanpa bayangan, maka keliling bumi dapat dihitung.

θ/360=jarakKeSumurTanpaBayangan/KelilingBumi

"Sehingga KelilingBumi=jarakKeSumurTanpaBayangan x 360/θ"

"Nol itu nilai apa pak?"

"Nol mana?"

"Di atas 360 itu"

"Oh itu bukan nol tapi theta"

"theta itu apa pak?"

"Theta itu sudut kemiringan sumur, baik saya ganti simbolnya menjadi alpha saja"

"Alpha itu zat radiokatif ya pak?"

"..." (hapus simbol alpha dan diganti dengan tulisan 'sudut')

(suasana di pelatihan guru pembimbing olympiade sains)


Monday, November 18, 2013

iBooks Author Supported Equation with Latex-style Input

Finally, the dream comes true :)

Tonight, I give iBooks Author a try, ehm..., actually second (alright third...) try. I have it since Mountain Lion (or maybe Lion) on my mid 09 13 inch aluminium unibody macbook pro, installed and never touched.

To be fair it's awesome, having simplicity of pages and keynote yet produce a powerfull, beautifull PDF (or ibooks) file.

And guess what... When I scrambling toward menu, there's "Equation" item under "Insert" menu.

Curious

Clicked it and...







"Insert Latex or XML equation ..."

Wow,... The awesomeness is level up several degree :)

Maybe it'll become my new main weapon replacing VIM+LaTeX combo to write book or publishing.

Maybe

Update:
-no footnote
-no bibliography
323f (5) amp (1) android (12) apple (7) arduino (18) art (1) assembler (21) astina (4) ATTiny (23) blackberry (4) camera (3) canon (2) cerita (2) computer (106) crazyness (11) debian (1) delphi (39) diary (286) flash (8) fortran (6) freebsd (6) google apps script (8) guitar (2) HTML5 (10) IFTTT (7) Instagram (7) internet (12) iOS (5) iPad (6) iPhone (5) java (1) javascript (1) keynote (2) LaTeX (6) lazarus (1) linux (29) lion (15) mac (28) macbook air (8) macbook pro (3) macOS (1) Math (3) mathematica (1) maverick (6) mazda (4) microcontroler (35) mountain lion (2) music (37) netbook (1) nugnux (6) os x (36) php (1) Physicist (29) Picture (3) programming (189) Python (109) S2 (13) software (7) Soliloquy (125) Ubuntu (5) unix (4) Video (8) wayang (3) yosemite (3)